Sebelumnya, lo semua pasti udah dengar kabar akan ditutupnya McDonald’s Sarinah pada tanggal 10 Mei 2020. Tepat hari Minggu kemarin, adalah hari terakhir restoran tersebut berdiri kokoh di sudut perempatan Sarinah.
Untuk mengenang McDonald’s Sarinah terakhir kalinya, pihak restoran juga menyediakan sebuah backdrop yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto di sana. Sejak itu, perpisahan dengan restoran ini membuat parkiran Plaza Sarinah hari itu penuh.
Tidak hanya sekedar backdrop, McDonald’s juga meletakkan LED yang berisi pesan terima kasih dan perpisahan kepada warga Jakarta. Bahkan ucapan terima kasih tersebut bisa terbaca oleh masyarakat yang melintas di jalan depan Plaza Sarinah.
Video perpisahan warga Jakarta dengan McDonald’s Sarinah ini juga telah diunggah di media sosial. Tapi, upacara perpisahan yang terlihat dalam video ternyata menuai hujatan dari netizen.
Ada yang aneh di hari terakhir McDonald’s beroperasi. Di tengah pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, justru terlihat kerumunan warga yang mengikuti upacara perpisahan dengan McDonald’s.
Meski di tengah pandemi virus corona ini, warga Jakarta tetap memilih untuk datang untuk menyaksikan perpisahan McDonald’s Sarinah terakhir kalinya. Di sisi lain, hal ini sangat disayangkan warga media sosial karena dianggap telah meremehkan PSBB yang diberlakukan.
Berbagai protes ditemukan di media sosial. Bahkan sampai seorang sutradara, Joko Anwar yang menyampaikan argumennya ke akun Twitter pribadinya.
McD Sarinah got a special place in our memories, but seriously @McDonalds_ID was a gathering like this in the middle of a pandemic really necessary? The place could've gone in a sweet tone. But this is really tone deaf. Shame.
(Photos taken by @ya_texmsh from a safe distance) pic.twitter.com/p04H8rrZqa
— Joko Anwar (@jokoanwar) May 11, 2020
Dari unggahannya, Joko Anwar mengungkapkan kekesalannya terhadap orang yang rela beramai-ramai mendatangi upacara perpisahan dengan McDonald’s Sarinah. Penerapan PSBB di Jakarta menjadi hanya tulisan kertas tanpa arti saja melihat kerumunan yang terjadi di sana.
Tidak hanya Joko Anwar saja yang mengungkapkan kekesalannya, tapi hampir semua orang di media sosial sepakat bahwa kejadian ini tidak memprioritaskan kesehatan. Pandemi ini dirasa bukan sebagai persoalan yang berarti bagi orang-orang yang datang ke sana.
Sampai saat ini, upacara perpisahan di hari terakhir McDonald’s Sarinah beroperasi masih menjadi perdebatan. Belum ada respon atau tanggapan resmi dari pemerintah mengenai hal ini.
Jadi, lo setuju dengan pendapat Joko Anwar atau punya pendapat lain tentang hal ini?