Ada yang aneh dari acara Closing Ceremony Olimpiade, kenapa medali maraton mereka kasih di saat penutupan, alih-alih seusai lari?
Ini adalah pertanyaan yang sering kita jumpai setelah ajang olahraga Olimpiade berakhir. Ternyata, pemberian medali ini adalah sebuah tradisi penyelenggaraan Olympics dari tahun ke tahun.
Tak terkecuali, acara penutupan kemarin yang berlangsung meriah (walau di tanpa penonton karena pandemi). Setelah pertunjukkan berbagai atraksi dengan iringan musik ska dari Tokyo Ska Paradise Orchestra, pemberian medali pun berlangsung dengan mengharukan.
Mulai dari women’s marathon yang dimenangkan AS (medali perunggu) dan Kenya (medali perak dan emas), hingga akhirnya men’s marathon yang dimenangkan Belgia (medali perunggu), Belanda (perak), dan Kenya (Emas).
Sejak Olimpiade pertama, medali maraton mereka kasih saat penutupan
Pemberian medali maraton pada acara penutupan Olimpiade ternyata sudah jadi tradisi dari tahun ke tahun sejak pertama kalinya ajang olahraga itu ada.
Melansir Romper, sejak Olimpiade pertama (1896) di Yunani, semua medali mereka berikan di hari terakhir acara tersebut. Karena maraton adalah kompetisi terakhir Olimpiade, pemberian medalinya mereka gabungkan dengan upacara penutupan.
Namun saat itu, perlombaan maraton hanya ada untuk laki-laki. Pada tahun 1984, barulah lahir maraton perempuan. Olimpiade tahun lalu sempat menuai kritik karena hanya medalis maraton laki-laki yang muncul dalam upacara penutupan.
Walaupun tradisi awalnya begitu, pihal Olimpiade harus terus berkembang dalam hal kesetaraan gender. Jadi lah tahun ini tradisi pemberian medali maraton dihadiri pemenang perempuan dan laki-laki.
Tokyo 2020 berlangsung meriah di tengah pandemi
Olimpiade Tokyo 2020 telah berakhir, Amerika jadi juara umumnya.
Dengan Indonesia berada di ranking 55 dunia, kita harus berbangga bisa menjadi nomor dua terbaik di antara negara ASEAN lainnya, setelah Filipina.
Setelah lebih dari dua pekan kompetisi dengan total 339 ajang medali, Olimpiade Tokyo berakhir dengan acara closing ceremony yang meriah.
Tertundanya acara ini selama setahun karena pandemi jadi sorotan yang luar biasa bagi ajang kali ini. Stadion dan arena olahraga lainnya terlihat kosong tanpa sorak sorai penonton seperti sebelumnya.
Namun demikian, euforia semangat dan kemenangan tetap hadir di setiap kompetisinya.
—
Baca juga: