Diungkapkan mendikbudristek pada rapat kerja Komisi X
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan hasil asesmen 22,4 persen siswa sekolah berpotensi mengalami kekerasan seksual.
Hal ini ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR pada Selasa (12/4).
Baca juga: Istri Pamer Harta Lewat TikTok, Karyawan Freeport Diduga Curi Emas
Mendikbudristek: potensi kekerasan seksual tinggi
Asesmen tersebut dilakukan secara nasional dan jadi evaluasi pemerintah untuk memetakan mutu sistem pendidikan pada tingkatan pendidikan dasar dan menengah.
Ada sejumlah faktor yang dievaluasi, mulai dari kompetensi minimum, survei karakter dan survei lingkungan belajar.
“Kita melihat ada angka yang cukup tinggi 22,4 persen peserta didik yang punya potensi insiden kekerasan seksual dalam definisi kekerasan seksual yang cukup lebar,” kata dia dalam paparannya.
Angka tersebut tergolong cukup tinggi dan perlu penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Fitur Baru Netflix “Two Thumbs Up” Untuk Permudah User Dapatkan Rekomendasi Terbaik!
Perlu pemahaman lebih lanjut
Perlu diketahui pula, kasus kekerasan seksual lebih banyak terjadi di sekolah yang tidak memiliki pemahaman soal kekerasan seksual.
Guru-guru sekolah yang membahas topik tersebut secara terbuka punya level insiden yang jaih lebih kecil.
Selain itu, angka perundungan juga terjadi terhadap siswa di sekolah-sekolah yang lebih tertutup.
“Kalau enggak dibahas dalam sekolah, kalau pemahaman gurunya tidak baik, kalau tidak ada kebijakan atau program, risiko insidensi lebih tinggi,” katanya.
Your thoughts? Let us know in the comments below!