Pada minggu ketiga kerja, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membagikan terkait program baru dari kementeriannya.
Kini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana untuk menyiapkan mata pelajaran (mapel) seputar Artificial Intelligence (AI) dan coding.
Wacana AI dan coding bakal jadi mata pelajaran di sekolah
Mendikdasmen menyampaikan jika bocoran resmi ini disebut merupakan bentuk realisasi program Kabinet Merah Putih dalam upaya digitalisasi.
Dalam pernyataanya, Mu’ti menyampaikan jika rencana penambahan mata pelajaran AI dan coding ini akan diterapkan untuk pembaruan kurikulum.
“Ini saya sekalian sampaikan bocoran resmi. Jadi kami sampaikan dalam rencana kami untuk pembaruan kurikulum yang akan datang itu akan menambahkan mata pelajaran AI dan coding sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah-sekolah yang sudah mampu melaksanakan,” kata Mendikdasmen sebagaimana yang dilaporkan Antara, dilansir pada Senin, 11 November 2024.
Ia turut menambahkan bahwa kedua mata pelajaran itu akan tersedia dalam kurikulum baru sebagai mapel pilihan di sejumlah sekolah yang dianggap siap.
Baru akan diterapkan di sejumlah sekolah yang dianggap siap
Mu’ti menjelaskan alasan di balik penerapan ketersediaan mata pelajaran AI dan coding di sekolah-sekolah pilihan, adalah karena pertimbangan kesiapan ketersediaan sarana dan prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki masing-masing sekolah.
Ia mengatakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming memberikan arahan kepada Kemendikdasmen agar bisa mengupayakan penerapan mata pelajaran AI dan coding pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kementerian, Menteri, dan Wamen baru, kurikulum juga baru
Dalam pernyataan tersebut dapat dilihat juga sebagai konfirmasi dari Mendikdasmen bahwa di bawah kepemimpinannya, pada kementerian baru, pendidikan Indonesia akan menggunakan kurikulum yang baru.
Sebelumnya “Kurikulum Deep Learning” sempat digadang-gadang menjadi pengganti “Kurikulum Merdeka” yang diusung Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim sebelumnya.
Namun Abdul Mu’ti menepis hal tersebut dan memberikan jawaban dengan menyebut bahwa Deep Learning yang ia sebutkan sebelumnya merupakan pendekatan belajar.
“Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar. Termasuk full-full juga bukan kurikulum,” tutur Mu’ti seperti yang diberitakan detik Minggu, 10 November 2024.
Let uss know your thoughts!