Hari ini, tanggal 8 April adalah tepat setahun setelah musisi Glenn Fredly meninggal dunia. Musisi kebanggaan tanah air ini pergi setelah berjuang melawan penyakit meningitis yang ia idap selama waktu-waktu terakhirnya.
Meskipun raganya sudah genap setahun tiada, karya-karya dan pencapaiannya masih terus melekat di hati banyak orang hingga sekarang ini. Ia terkenal sebagai sosok musisi legendaris dengan lagu-lagunya yang romantis. Namun, bukan sekedar musisi, ia juga terkenal sebagai aktivis sosial, lingkungan, dan seni budaya.
Highlight perjalanan karier Glenn Fredly
Setahun setelah lulus bangku SMA di tahun 1995, Glenn Fredly sudah mulai meniti kariernya di dunia musik. Saat itu ia menjadi vokalis Funk Section, mengutip Kumparan.
Kemudian, tiga tahun setelah itu ia merilis album solo pertamanya dengan tajuk ‘Glenn‘ yang berisi delapan lagu. Tiga di antaranya yaitu ‘Kau’, ‘Cukup Sudah, ‘Mobil Mama’ berhasil jadi lagu hits di pasar Malaysia. Sampai-sampai, pada tahun 2000 ia merhasil mendapat penghargaan dari negara tersebut.
Tak lama, musisi berkelahiran Jakarta, 30 September 1975 ini juga meraih penghargaan lagu terbaik dan penyanyi pria terbaik kategori musik R&B dalam Anugerah Musik Indonesia.
Pelantun ‘Kasih Putih‘ ini kemudian terus berkarya dan mengeluarkan album-album yang mengguncang musik tanah air di tahun-tahun selanjutnya. Beberapa albumnya, yaitu ‘Selamat Pagi, Dunia!’ (2002), ‘Aku & Wanita’ (2006), ‘Lovevolution’ (2010), dan masih banyak karya lainnya lagi yang mendapat berbagai penghargaan.
Musisi dengan lagu-lagu romantis
Beberapa lagunya yang tak lekang oleh waktu dan selalu melekat di telinga pendengar, di antaranya adalah ‘Januari’, ‘Terserah’, dan ‘Akhir Cerita Cinta’. Berkat lagu-lagunya ini, Glenn Fredly terkenal sebagai musisi dengan lagu romantis.
Namun tidak hanya bertema romansa, pemilik label ‘Musik Bagus’ ini juga pernah mengeluarkan sebuah album rohani berjudul ‘Terang’ yang berisi sepuluh lagu.
Selain bernyanyi dan menciptakan banyak lagu untuk dirinya maupun penyanyi lain, ia juga sukses menjadi produser beberapa album, seperti ‘Pasto’ (2005), ‘Yura Yunita’ (2014), dan Hidayah (2016).
Aktivis peduli HAM dan Lingkungan lewat seni
Dengan segala kehektikan hidupnya sebagai penyanyi papan atas tanah air, Glenn Fredly juga merupakan seorang aktivis, mulai dari kebebasan berekspresi, hingga lingkungan. Selama kariernya, ia sangat vokal untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu mengenai hal tersebut.
Contohnya, saat ia menolak dengan keras RUU Permusikan yang saat itu digodok oleh DPR RI. Di samping itu, kepeduliannya terhadap toleransi juga tersiratkan dari film-film yang ia garap, seperti ‘Cahaya dari Timur: Beta Maluku’ yang mendapat penghargaan Festifal Film Indonesia 2014. Dan juga, filmnya bersama Angga Dwimas Sasongko, ‘Filosofi Kopi’.
Untuk menunjukkan solidaritasnya kepada gerakan peduli lingkungan, salah satunya ia sempat menunjukkan penolakan reklamasi Teluk Benoa lewat konser gelaran Hard Rock Cafe Bali Oktober 2013 silam.
Untuk memperingati setahun kepergiannya, istri mendiang Glenn Fredly, Mutia Ayu mengumumkan gelaran acara bertajuk ‘Kasih di Hari Putih‘ lewat Instagramnya.
—
Selamat jalan Glenn, karya dan kepedulianmu akan tetap abadi.
Baca juga: