Platform milik Meta
Menkominfo Budi Arie Setiadi baru saja membeberkan kalau berita hoaks terkait pemilu paling banyak ‘beredar’ di platform Meta, Facebook.
“Penyebaran hoaks dan disinformasi meski beragam dapat ditemukan di beragam dan di berbagai media sosial. Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform Facebook yang dimiliki oleh Meta platform,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring pada Jumat (27/10/2023).
Ajukan permintaan take down konten hoaks
Terkait hal itu, Kemenkominfo sudah mengajukan permintaan take down terhadap 454 konten kepada Meta.
“Kondisi ini tentu harus mejadi kekhawatiran kita bersama. Bahwa hoaks pemilu sebagai bentuk information disorder tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi, tapi juga berpotensi memecah belah persatuan bangsa,” lanjut Budi.
Melonjak 10 kali lipat
Fakta lainnya adalah meningkatnya jumlah hoaks tentang pemilu melonjak dengan sangat pesat.
Dibandingkan pada 2022 silam, jumlah hoaks jelang pemilu 2024 naik hampir 10 kali lipat.
Mulai dari Januari 2023 sampai Oktober 2023, tercatat sudah ada 98 isu hoaks.
Minta masyarakat bersiap
Merujuk pada waktu pelaksaan yang kurang dari 109 hari lagi, Budi meminta masyarakat bersiap dan lebih cerdas dalam merespon penyebaran hoaks yang meingkat.
Top image via ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
—
Let us know your thoughts!
-
Roda Kereta Cepat Aus Jadi Alasan Kecepatan LRT Dikurangi, Belasan Rangkaian Masuk Bengkel
-
TikTok Shop Bisa Beroperasi Lagi, Ini Syarat Dari Pemerintah Indonesia
-
Riset: Gen Z Gak Masalah Digaji Kecil, yang Penting Bisa WFA dan Mental Sehat