Evaluasi Tahunan, Bukan Penghematan

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menepis isu bahwa penghentian sementara pemusatan latihan nasional (pelatnas) sejumlah cabang olahraga disebabkan oleh kebijakan efisiensi anggaran. Menurutnya, keputusan ini adalah bagian dari evaluasi rutin tahunan yang dilakukan setiap akhir Januari.

“Tidak benar,” tegas Dito sebagaimana dikutip dari ANTARA pada Selasa malam.

Dito menjelaskan bahwa kalender pelatnas 2024 untuk seluruh cabang olahraga memang telah berakhir pada 31 Januari. Karena itu, evaluasi dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya, sehingga ada jeda sebelum pelatnas kembali berjalan.

“Evaluasi menyeluruh terhadap pelatnas telah dilakukan per 31 Januari 2025. Dalam proses ini, terdapat jeda waktu pada Februari 2025 sebelum pelatnas kembali dilanjutkan,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kanan) meninjau pembangunan Cibubur Sport Center di Cibubur, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Pemerintah menjadikan fasilitas olah raga yang akan diresmikan pada Februari 2025 tersebut dibangun untuk mendukung atlet-atlet Indonesia dalam mempersiapkan diri untuk Olimpiade Los Angeles 2028.
ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda/Ada/nz

Prioritas Baru untuk SEA Games dan Olimpiade

Lebih lanjut, Dito mengungkapkan bahwa evaluasi ini juga menjadi dasar untuk menentukan prioritas program pelatnas ke depan. Fokus utama saat ini adalah persiapan menuju SEA Games 2025 pada Desember, serta Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028.

“Fokus kami saat ini adalah persiapan menuju SEA Games 2025 sebagai ajang terdekat, dan juga sebagai persiapan menuju Asian Games 2026, Olimpiade 2028, dan Para Games dalam setiap event,” katanya.

Kesiapan Atlet Tetap Jadi Prioritas

Menpora juga memastikan bahwa penghentian sementara ini tidak akan mengganggu kesiapan para atlet dan pelatih. Ia menegaskan bahwa Kemenpora tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh terhadap prestasi olahraga nasional.

“Kami berkomitmen bahwa setiap langkah yang diambil tidak akan mengganggu kesiapan atlet dan pelatih untuk mendukung prestasi olahraga nasional dengan strategi yang lebih terarah dan efektif,” jelas Dito.

PB PASI tegaskan tidak ada pembubaran pelatnas dampak dari efisiensi
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

PB PASI: Atlet Bertahan dengan Dana Mandiri

Meski Menpora menegaskan bahwa penghentian pelatnas bukan karena efisiensi anggaran, pernyataan berbeda datang dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Menurut mereka, atlet-atlet yang menjalani pelatnas di Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan (PPAP), Jawa Barat, masih bertahan dengan pembiayaan secara mandiri.

“Kami belum ada pemulangan dalam arti bubar. Kami bertahan dengan dana yang kami peroleh, kami juga ada mitra-mitra dan sponsor,” kata Sekjen PB PASI Tigor Tanjung saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Pernyataan ini sekaligus mematahkan kabar bahwa Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan telah dipulangkan dari Pangalengan akibat efisiensi anggaran di sektor kementerian dan lembaga, termasuk Kemenpora.

Menurut Tigor, pendanaan pelatnas dari Kemenpora sebenarnya hanya mencakup periode Oktober hingga Desember 2024. Setelah periode itu berakhir, PB PASI mengambil inisiatif untuk melanjutkan program latihan dengan biaya sendiri sambil menunggu hasil review proposal yang telah diajukan ke Kemenpora.

“Kami mencoba bertahan sembari mendesak Kemenpora agar cepat me-review proposal yang kami ajukan beberapa bulan lalu,” ujar Tigor.

Inovasi dan Kemandirian PB PASI

Tigor menambahkan bahwa PB PASI terus berinovasi dalam mencari pendanaan alternatif agar program pelatnas tetap berjalan. Mereka aktif menggandeng sponsor dan mitra strategis serta menciptakan program yang dapat menarik perhatian industri olahraga.

“Kami harus mencari berbagai cara untuk menarik sponsor dan dukungan bagi event yang kami selenggarakan. Olahraga dengan prestasi yang baik tentu lebih mudah mendapatkan sponsor, tetapi untuk mencapai prestasi itu sendiri, kami membutuhkan dukungan pembiayaan,” kata Tigor.

Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian ini, nasib pelatnas ke depan bergantung pada kecepatan Kemenpora dalam memproses proposal dan kemampuan PB PASI dalam menjaga kemandirian finansial.

Top image via ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

Let us know your thoughts!

  • Nike Gandeng Kim Kardashian, Hadirkan NikeSkims untuk Pecinta Sportwear Stylish

  • Thoriq dan Bangbang, Duet Wasit Indonesia yang Dapat Kepercayaan AFC

  • Indonesia Juarai Badminton Asia Mixed Team Championship 2025 Usai Lumpuhkan China