Monumen perang berusia 4300 tahun berhasil ditemukan oleh para Arkeolog. Namun siapa sangka kalau monumen yang berlokasi di situs Tell Bannat justru ‘berisi’ tumpukan mayat 30 prajurti Suriah yang tewas dalam medan perang.
Terkait penemuan itu, Anne Porter mengatakan bahwa penemuan ini menunjukan kalau orang kuno juga menghormati mereka yang tewas di pertempuran.
“Kami tidak tahu apakah mereka adalah pemenang perang atau bukan. Kami tahu bahwa orang-orang dari Tell Banat ini menguburkannya di gundukan besar yang terlihat sejauh bermil-mil,” tutur profesor Peradaban Timur Tengah kuno di Universitas Toronto.
Mayat di monumen perang dikebumikan dengan baik
Seperti dilansir LiveScience, monumen perang itu sedikit mirip dengan piramida tangga Djoser di Mesir. Tetapi yang membedakannya adalah monumen itu terbuat dari tanah dan gipsum, bukan batu tulis, demikan tulis arkeolog dalam makalah yang diterbitkan pada jurnal Antiquity.
Saat ini, orang modern yang tinggal dekat daerah itu menyebutnya sebagai “monumen putih”. Adapun istilah itu diberikan karena monumen itu berkilau di bawah sinar matahari.
Menyoal penemuan mayat, peneliti menyebut bahwa jenazah itu dikebumikan dengan sangat cermat. “Kumpulan tulang manusia disimpan di timbunan saat tahap horizontal monumen dibangun. Mereka ditempatkan langsung di tanah, tanpa penutup atau demarkasi khusus,” tulis tim.
Lebih lanjutnya mereka juga menduga bahwa tulang itu sudah digali dan dikembumikan kembali setelah dipilih dan diatur.
“Tulang itu bisa saja berasal dari medan perang tua, atau kuburan. Bagaimanapun, tulang itu dipilih dan diantuar sampai akhirnya dimonumentalkan dengan hati-hati, lama setelah kematian,” tulis mereka dalam makalahnya.