Nadiem Makarim bersikeras buka sekolah, terutama untuk pembelajaran tatap muka meski pandemi Covid-19 masih belum usai.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh saat ini tidak optimal.
Bahkan sistem tersebut kerap kali menjadi beban mental bagi para pengajar dan murid.
Nadiem bersikeras buka sekolah demi perkembangan generasi masa depan
“Sudah jelas bahwa sudah terlalu lama saat ini proses PJJ terjadi dan kita tidak bisa menunggu lagi dan mengorbankan pembelajaran dan kesehatan mental murid-murid,” tuturnya seperti melansir CNNIndonesia, Rabu (5 Mei).
Nadiem menjelaskan selama ini banyak murid yang mengalami stress karena harus belajar daring. Menurutnya anak-anak terbebani secara mental karena kondisi belajar mengajar tidak dinamis.
Mengingat mereka tidak bertemu teman, dan merasa bosan karena selalu barada dalam rumah. Mantan orang nomor 1 Gojek juga mengkhawatirkan mereka akan tertinggal dalam pembelajaran. Di mana hal itu dapat menimbulkan masalah baru dan membahayakan perkembangan generasi masa depan.
“Pemerintah mengambil sikap bahwa guru-guru sudah jadi prioritas vaksinasi. Saat guru tersebut sudah melalu vaksinasi, sekolah diwajibkan membuka opsi tatap muka,” tuturnya.
Pembelajaran tatap muka wajib digelar dengan protokol kesehatan ketat
Dia sendiri menyebut pembelajaran tatap muka wajib digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Salah satunya keterisian ruang kelas hanya boleh 50 persen dari kapasitas.
Selain itu, baik pengajar dan murid juga wajib mengenakan masker selama berada di sekolah. Meski demikian, pembukaan sekolah bukan sebuah paksaan. Pasalnya pemerintah tidak mewajibkan orang tua untuk mengirim anaknya ke sekolah.
“Keputusan apakah anak itu pergi atau melanjutkan PJJ ada di orang tua. Tetapi sekolah diwajibkan melaksanakan tatap muka terbatas, memberikan opsi tata muka terbatas kepada semua muridnya,” tuturnya.
Opsi tatap muka menuai kritik
Sejak awal tahun 2021, Pemerintah sudah memperbolehkan sekolah tatap muka. Namun kebijakan itu mendapatkan kritik dari sejumlah kalangan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan belum memberi restu sekolah tatap muka untuk digejar Juli 2021. Sikap tersebut merupakan respon dari kondisi penularan Covid-19 di Indonesia yang belum melandai.
Mereka mengkhawatirkan kondisi pembelajaran tatap muka justru berpotensi untuk memperparah penyebaran virus corona di Indonesia.
Di sisi lain, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mengemukanan pendapat yang senada dengan IDAI.
-
Sekolah Tatap Muka Selama Pandemi Tetap Berlangsung di Jepang, Apa Rahasianya?
-
Sekolah Tatap Muka akan Dimulai Bulan Juli 2021?
-
Kelamaan Tidak Bersekolah, 11 Siswa SMP di Bone Menikah!
—
Sepertinya bukan hanya guru dan murid yang kesehatan mentalnya perlu dikhawatir, melainkan orang tua siswa juga.
Sejujurnya agak dilema juga gak sih, di satu sisi Lo dan gua pasti ngerti banget kenapa Nadiem Makarim bersikeras buka sekolah. Sementara kalau bicara statistik penyebaran Covid-19 memang masih memprihatinkan.