Bom di Gunung Ciremai diketahui milik narapidana teroris Imam Mulyana
Sebanyak 35 kilogram bahan peledak ditemukan di gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Bahan peledak tersebut diketahui milik narapidana teroris Imam Mulyana. Adapun tipe bahan peledak tersebut adalah Triacetone Triperoxide (TATP) yang diketahui memiliki daya ledak yang sangat besar.
Bahan peledak di Gunung Ciremai ditemukan, pemilik bom terharu
Lewat video yang diabadikan tim Densus 88, Imam mengaku bersyukur bom tersebut ditemukan.
“Maka saya merasa terharu, saya merasa menyesal, saya merasa bersyukur bahwa barang tersebut dengan haqqul yakin saya serahkan kepada pihak yang berwenang. Kepada pihak yang bisa menanganinya,” kata Imam.
Lebih lanjut, ia juga mengaku tidak menyangka daya ledak bom yang ia miliki begitu besar. Bahkan ketika melihat proses peledakan (disposal) bom tersebut, ia sempat menangis.
“Akan ada berapa banyak jiwa atau kerusakan yang akan terjadi,” jelasnya.
Daya ledak besar
Hanya butuh 50 gram TATP untuk membuat lubang berdiameter 1 meter dengan kedalamam 20 cm.
Tak heran, ketika 35 kilogram TATP diledakan, bom tersebut menimbulan getaran hebat, bahkan tanah longsor di kawasan gunung Ciremai.
Kini pihak Densus pun tengah menangani simpanan bahan peledak lain yang berlokasi di ketinggian 1.450 MDPL di seputaran Blok Cipater, Desa Bantar Agung, Sindanwangi, Majalengka, Jawa Barat.
Perlu diketahui pula, Imam adalah bagian dari aringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ia diringkus ketika Jokowi hendak menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX pada 2017 lalu di Tamah Gua Sunyaragi.
Ketika itu, ia berniat untuk merampas senjata polisi yang mengamankan kedatangan presiden, dan melukainya.