Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Salah satu aturannya adalah pembatasan kendaraan yang berusia di atas 10 tahun.

Kebijakan tersebut rupanya menimbulkan polemik, terutama komunitas pecinta mobil klasik. Lalu, bagaimana nasib mereka jika aturan ini telah ditetapkan?

Nasib Pecinta Mobil Klasik

Nasib Pecinta Mobil Klasik
Toyota

Pertama kali mendengar Instruksi Gubernur ini, pikiran gue langsung terarah kepada nasib komunitas pecinta mobil klasik. Tentu aturan ini akan sangat merugikan mereka yang punya mobil klasik untuk menjalankan hobi.

Pebalap mobil, Rifat Sungkar pun melalui akun Instagram pribadinya juga turut menanggapi hal tersebut. Menurutnya, aturan ini akan sangat mengganggu ekosistem penghobi mobil.

Mobil-mobil yang umurnya udah lebih dari 10 tahun, itu ya rata-rata mobil hobi yang gak dipake tiap hari,” kata Rifat Sungkar.

Identifikasi mengenai ‘mobil tua‘ dan ‘mobil klasik‘ juga perlu diperhatikan. Mobil tua adalah mobil yang digunakan setiap hari dan usianya udah lebih dari 10 tahun. Sedangkan mobil klasik adalah mobil yang digunakan dan dipelihara bagi para pecinta mobil – tentunya tidak dipakai setiap hari.

Baca juga:

Nasib Pecinta Mobil Klasik
Giphy

Kalau kita lihat di negara-negara maju, pikiran mereka pun juga sudah maju. Mereka sudah memikirkan dan mengategorikan ‘kendaraan klasik’ itu justru harus dilindungi dan dilestarikan.

Negara maju tersebut berpikir bagaimana cara melestarikan cagar budaya otomotif. Mereka justru memberikan keleluasaan untuk menggunakan kendaraan berusia di atas 25 tahun.

Hal itu dilakukannya dengan cara meluncurkan buku yang fungsinya seperti STNK yang menunjukkan kendaraan tersebut hanya dapat dikendarai sekian hari dalam satu tahun. Bahkan jika melihat negara Singapura, mereka memberikan privilege untuk mobil klasik dapat keluar setiap weekend, tanggal merah, atau saat jam malam.

Nasib Pecinta Mobil Klasik
Giphy

Karena bisa dibilang, mobil yang sudah berusia lebih dari 25 tahun tidak bisa digunakan setiap hari. Dengan segala kondisi mesin yang ada, pasti sudah tidak sekuat saat pertama kali mobil tersebut diluncurkan.

Sekarang mari kita lihat kondisi di Jakarta, ada berapa sih mobil sejuta umat jaman dulu yang masih dipakai sampai sekarang? Jumlahnya pun sudah sangat sedikit. Apalagi untuk di kota-kota besar, behavior dari masyarakatnya selalu ingin mobil dengan teknologi yang terbaru. Jadi, rata-rata masyarakat punya mobil yang lebih modern.

Sinergi dengan Industri Mobil Baru

Nasib Pecinta Mobil Klasik
Tesla

Meski begitu, kita juga perlu bersinergi dengan industri mobil baru. Hal ini juga karena setiap perusahaan otomotif di seluruh dunia, pasti akan terus menerus berinovasi untuk memproduksi mobil baru.

Dengan segala kemajuan teknologi yang ada pada mobil tersebut, tentu akan menyesuaikan dengan kebutuhan pemiliknya saat berkendara.

Apalagi sekarang juga sudah mulai ada mobil listrik yang masuk ke Indonesia. Pasti nantinya semua orang juga akan beralih ke mobil listrik seiring perkembangan jaman.

_

Jangan pernah mematikan hobi, karena orang tidak bisa tanpa hobi,” – Rifat Sungkar

Gimana pendapat Lo?