‘Ura-Harajuku‘, merupakan sebuah distrik berisi ‘gang-gang’ kecil di area Shibuya, Tokyo. ‘Gang-gang kecil’ di sepajang Omotesando ini lebih sering dipadati oleh para pejalan kaki dan ‘diisi‘ oleh toko-toko independen. Menariknya Ura Harajuku, merupakan ‘tempat lahirnya‘ brand dengan nama-nama besar di ranah street wear Jepang yang juga mendunia. Sebut saja Undercover, WTAPS, Wacko Maria, BAPE, Fragment design dan masih banyak lagi.
Begitu pula dengan NEIGHBORHOOD, brand besutan Shisuke Takizawa yang juga sukses mendunia. Selama hampir seperempat abad (25 tahun lebih), NEIGHBORHOOD yang lebih dikenal dengan NBHD sudah bisa disebut ‘raksasa‘ di skena streetwear Jepang, bahkan bisa disebut layak untuk disandingkan dengan brand asal Amerika seperti J.Crew.
Early Days of NEIGHBORHOOD
Shinsuke Takizawa pertama kali mendirikan NEIGHBORHOOD di tahun 1994. Di masa awal brand tersebut hanya memilik 1 toko dan 3 staff termaksud dirinya sendiri, pada masa itu belum ada kantor dan bahkan penjualan juga tidak menentu.
‘We sometimes had days with a sales total of zero‘, begitu tutur pria yang gemar memodifikasi mobil dan motor, seperti diansir di majalah Inventory tahun 2013 silam. Pada masa awal, produk utama yang ditawarkan oleh NEIGHBORHOOD adalah t-shirt dengan grafis yang di desain oleh dirinya sendiri mengunakan komputer machintosh.
Sejak masa awal NEIGHBORHOOD berdiri, Takizawa membentuk sebuah konsep brand yang sering terlihat seperti ‘memberikan penghormatan’ bagi para pengendara motor dan kultur roda dua. NEIGHBOORHOOD sendiri sebenarnya memiliki elemen lain yang juga melekat pada image brand tersebut, sebut saja ‘American Military‘, dan ‘rock & roll culture‘
Mengutip sebuah wawancara Shinsuke Takizawa di Hypebeast, dirinya menjelaskan ‘Ide sederhana saya awalnya hanyalah membuat pakaian yang cocokok dengan pengendara motor. Tipikal pengendara ‘berkumis’, rambut gondrong dengan kaos ‘eagle print’ begitu menginfluensi saya, tapi saya menemukan gaya saya sendiri yaitu celana denim ‘jeans’ dengan kaos putih, dan saya ingin berbeda dari yang lainnya’, – begitu tutur pria kelahiran 1 Febuari ini.
What ‘Influences’ NEIGHBORHOOD
Pada sebuah wawancara dengan Grenson, Shinsuke Takizawa menjawab bahwa musik, film dan ‘street culture‘ adalah hal yang menginfluensi brand tersebut. Secara singkat hal-hal yang disebutkan diatas adalah hal yang juga menginfluensi sang desainer.
Shinsuke Takizawa secara gamblang menjelaskan bahwa sebenarnya NEIGHBORHOOD bukanlah ‘biker brand‘, meskipun sering kali apa yang ditampilkan seakan menunjukan komitmen dirinya kepada kultur roda dua. Mengutip Inventory, begini jawab Takizawa saat ditanya perihal hal tersebut ;
‘Sebenarnya ada banyak kultur yang menginfluensi saya, Sepeda motor adalah salah satu yang paling signifkan.’, sepeda motor disebut oleh Takizawa signifikan bukan tanpa alasan, pada sebuah artikel Hypebeast tahun 2017, dirinya menjelaskan secara detail perihal hal tersebut.
‘I was heavily influence by the film ‘Easy Rider’. It wasn’t just the motorcycles but the whole story, which had a very American feeling about it. Of course the Hells Angels and the Japanese legendary Native American jeweler, Goro, also inspired me’.
Selain motor, musik juga menginfluensi Shinsuke Takizawa dan pada akhirnya juga menginfluensi brand dia jalankan. Takizawa sedari kecil memiliki ketertarikan yang begitu besar terhadap musik dan London Fashion. Dirinya menyebut Punk, rockabilly dan new wave musik mempunyai peranan yang besar dalam hidupnya. The Clash dan the Sex Pistol adalah band musik punk kesukaannya.
Jadi meskipun sering dianggap sebagai brand yang identik dengan ‘biker culture’, NEIGHBORHOOD is much more than that!
‘Most people assume my philosophy is based around motorcycles and a vintage lifestyle, but actually the real core of my philosophy is around function. I want people to buy our products because they’re useful, and from this I want people to use the products to develop their own personal style,
WHY NEIGHBORHOOD?
Setelah sempat menghabiskan waktu di UK dan Eropa, Takizawa kembali ke Tokyo dan awalnya bekerja sebagai ‘freelance stylist‘, dan lewat teman sekamarmnya, akhirnya dirinya mulai berkenalan dengan para pelaku streetwear, salah satunya adalah Japanese Hip Hop pioneer dan legenda street wear, Hiroshi Fujiwara.
Hiroshi Fujiwara meyakinkannya untuk bergabung di sebuah recod label bernama Major Force, disana dirinya jatuh cinta pada Apple dan di waktu yang bersama. Takizawa juga belajar mendesain untuk record label tersebut. Termasuk membuat grafis untuk kaos dan hoodies, dan itulah yang juga alasan kenapa akhirnya Takizawa secara profesional memutuskan untuk membuat brandnya sendiri yang diberi nama NEIGHBORHOOD.
NEIGHBORHOOD, diambil dari neighbourhood, di mana Takizawa sang desainer dan teman-temanya membentuk sebuah group komunitas artistik di Harajuku pada masa itu, salah satu teman baik yang masih ditemuinya sampai saat ini adalah Tetsu Nishiyama sang founder dari FPAR dan WTAPS.
‘NEIGHBORHOOD to me means Harajuku, and it’s still carries the same meaning today!’
—
Fast forward to now, NEIGHBORHOOD saat ini merupakan sebuah ‘icon’ dari Ura-Harajuku dan bisa dibilang sukses ‘mendunia’.
source : Grailed, Hypbeast, Inventory
BACA JUGA: