Buat kalian yang nggak tau Paul Mescal, di titik ini kalian bakal tau!
Bintang: ⅘
Cocok banget buat kalian yang pernah nonton Gladiator tahun 2000an di TV!
Rated: D17+ (banyak adegan berdarah)
Genre: Action, Adventure, Drama
Sinopsis
Lucius (Paul Mescal), harus merasakan kehilangan mendalam di tanah Numidia. Lucius kemudian dibawa ke Roma dan ‘masuk’ ke dunia Colosseum untuk bertahan hidup. Namun, kedatangannya ke Roma ternyata menguak cerita baru yang tak ia sangka.
Pemeran: Paul Mescal, Denzel Washington, Pedro Pascal, Connie Nielsen, Joseph Quinn, Spencer Treat Clark
Produksi: Paramount Pictures
Nonton di: Bioskop favorit kalian
Review
Setelah 24 tahun, akhirnya sequel dari film “Gladiator” (2000) rilis pada bulan ini. Penantian panjang ini terbayarkan dengan kemasan cerita yang penuh nostalgia dan kemewahan, tapi juga membawa elemen sadis khas petarung gladiator.
Di tengah gempuran film horor, superhero dan romansa dalam dunia perfilman, kemunculan “Gladiator II” kayak angin segar yang selama ini dinanti tanpa kita sadari. Sutradara Ridley Scott berhasil “ngebangunin” kita dari tidur lewat film ini, yang it’s safe to say, jadi salah satu karya terbaiknya. Alhasil, kita kembali teringat soal film bangsa Romawi yang ternyata pernah melegenda dan akhirnya muncul lagi.
Nggak cuma jadi angin segar, pemilihan tokoh, latar suasana, sampai alur cerita dari film ini tampaknya disiapkan secara matang. Pemilihan Paul Mescal sebagai Lucius bener-bener ngasih gambaran pas seperti apa sosok gladiator di zaman Romawi. Selain itu, peran Denzel Washington (Macrinus) juga berhasil jadi ‘bubuk peri’ yang bikin penonton terus terhipnotis sama ceritanya.
Di sisi lain, rasanya kurang ketika ngebahas soal gladiator tapi malah nggak nyinggung soal Colosseum. Shout-out buat tim produksi, mereka sukses ngegambarin gimana megahnya lokasi pertandingan di Colosseum, walaupun memang tempat itu jadi “istana” pertumpahan darah banyak orang.
Film ini juga “penuh” dengan berbagai manuver kecil yang bikin orang terheran-heran dan ngasih efek “wah” ke penonton. Namun, meski filmnya punya durasi panjang, rasanya masih nggak cukup buat nempatin backstory sejumlah pemain kunci dengan lebih detail, dan akhirnya nimbulin rasa penasaran. Meski begitu, tiap pemain punya kekuatan mereka sendiri sehingga mereka tetap bisa ngasih jejak positif dalam film ini.
Mungkin, film ini nggak bakal cocok buat kalian yang nyari referensi sejarah dari kehidupan Bangsa Romawi. Tapi, buat kalian yang nyari hiburan seru, penuh darah, tapi mewah dan elegan, film ini bakal sangat bikin kalian kenyang.
*Ibarat makanan*
”Gladiator II” mirip kayak anggur merah yang elegan, diminum sama masyarakat kelas atas dan dayang-dayangnya, tapi berlapis ‘darah.’
- Cocok ditonton bareng: Penggemar Gladiator yang umurnya di atas 17 tahun, penggemar film aksi
- Cocok untuk penggemar film: “Gladiator” (2000), “Dune” (2021), “The Hunger Games” (2012)
- Yang dirasain setelah nonton: Jadi pengen ketemu Gladiator asli dari Romawi
Yang Mesti Disiapin Sebelum Nonton
- Nonton “Gladiator” (2000): Supaya kalian bisa lebih paham sama backstory beberapa pemainnya.
- Jangan banyak minum: Biar nggak kebelet pipis di tengah jalan karena film ini durasinya 2 jam lebih.
- Siapin mental: Karena film ini bakal penuh darah dan kekerasan.
Skala Ngantuk
1/10
*semakin tinggi skornya, semakin boring filmnya.
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Aidan Monaghan/Paramount Pictures)