Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mendesak pemerintah untuk membuat aturan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para driver ojek online (ojol) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Driver ojol hingga kurir akan demo hari ini di depan Kemenaker tuntut pemberian THR

SPAI mengungkap para driver ojol akan melaksanakan aksi demonstrasi di Kementerian Ketenagarakerjaan pada Senin, 17 Februari 2025.

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia Lily Pujiati menilai jika Tunjangan Hari Raya adalah hak bagi setiap sopir ojol, driver taksi online, bahkan kurir.

Lily beranggapan baik driver ojol, kurir dan sopir taksi online termasuk dalam hubungan kerja antara pengusaha/platform dengan pekerja/pengemudi ojol yang berkaitan dengan unsur pekerjaan, upah dan perintah. Hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam UU No.13/2003.

Kenapa sopir ojol, taksi dan kurir ngotot minta Tunjangan Hari Raya?

Lily mengatakan jika Tunjangan Hari Raya untuk para pekerja bisa menjadi pendapatan tambahan, di saat pendapatan utama mereka terbilang kecil karena tarif murah yang di-setting oleh pihak perusahaan.

Ketua SPAI juga menambahkan kecilnya pendapatan para sopir ojol, driver taksi, dan kurir diperparah dengan adanya pemotongan dari platform yang dinilai melanggar ketentuan 20 persen.

Harapan utama SPAI bersama para driver ojol, sopir taksi, dan kurir adalah Kemenaker dapat mengeluarkan regulasi yang mewajibkan perusahaan-perusahaan tersebut agar bisa memberikan THR ke para pengemudi.

Mendorong adanya revolusi setelah 1o tahun menuntut hak

Sejalan dengan hal tersebut, ratusan driver ojol, kurir, dan sopir taksi online berencana untuk menggelar aksi demonstrasi (demo) di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin, 17 Februari 2025 pukul 10.00-14.00 WIB.

“(Estimasi peserta demonstrasi) antara 500 sampai 700 (orang). (Menuntut) THR wajib bagi driver ojol, taksi online, dan kurir. Kami mendorong adanya revolusi pekerja supaya hak-hak kami dipenuhi,” kata Lily Pujiati dilansir Kompas, Senin, 17 Februari 2025.

Aksi demo ini dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan yang sudah menumpuk selama kurang lebih 10 tahun belakangan.

“10 tahun belum pernah ada yang memberikan THR untuk mereka, sedangkan mereka bekerja setiap hari menghasilkan ratusan juta,” ujar Lily.


Let uss know your thoughts!