Strategi BPBD DKI Jakarta Hadapi Cuaca Ekstrem

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama BMKG dan beberapa instansi terkait kembali menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Kali ini, targetnya jelas: mengurangi potensi hujan ekstrem yang bisa memicu bencana di ibu kota.

“OMC hari ini hanya dilakukan satu sorti dengan area penyemaian barat daya-barat laut. Area ini disemai untuk menurunkan potensi cuaca ekstrem,” ujar Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC 2025, Michael Sitanggang, di Jakarta, Minggu (16/2).

Sejauh ini, OMC sudah dilakukan lima sorti dengan total empat ton garam NaCl foodgrade sebagai bahan semai. Modifikasi ini menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk menekan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta.

Bagaimana Proses OMC Dilakukan?

Banyak yang masih bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya OMC bekerja? Singkatnya, teknik ini menggunakan pesawat untuk menyemai awan dengan garam agar hujan turun lebih cepat sebelum mencapai wilayah padat penduduk. Dengan cara ini, intensitas hujan ekstrem bisa dikurangi sebelum berubah menjadi bencana.

Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa potensi hujan ringan hingga sedang diperkirakan terjadi sejak pagi hingga siang hari di beberapa titik di DKI Jakarta. “Pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat cukup tinggi, dengan kelembaban udara mencapai 100 persen di beberapa lapisan atmosfer,” jelasnya.

ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/gp/foc.

Ambang Batas Banjir dan Peran Modifikasi Cuaca

OMC bukan hanya sekadar eksperimen sains, tapi juga langkah konkret untuk mengantisipasi banjir. Menurut Budi, batas intensitas curah hujan yang dapat memicu banjir di Jakarta adalah 50 mm/hari. Jika prediksi menunjukkan curah hujan akan melebihi angka tersebut, maka penyemaian garam akan dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

“Kami punya ambang batas intensitas curah hujan yang dapat menimbulkan banjir di wilayah Jakarta adalah jika intensitas curah hujannya di atas 50 mm/hari,” kata Budi.

Namun, kalau curah hujan masih dalam batas normal, proses penyemaian tidak akan dilakukan dan hujan tetap dibiarkan turun secara alami.

Jakarta Tidak Akan Kekeringan

Salah satu miskonsepsi yang beredar di masyarakat adalah anggapan bahwa OMC bisa bikin Jakarta kekeringan. Menanggapi hal ini, Budi menegaskan bahwa modifikasi cuaca bukanlah alat untuk “mengusir” hujan, melainkan hanya untuk mengendalikan intensitasnya.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir jika selama periode pelaksanaan OMC, Jakarta menjadi kekeringan, seperti banyak anggapan masyarakat yang masih keliru menilai saat ini,” jelasnya.

Dengan prediksi cuaca yang semakin tidak menentu, operasi semacam ini menjadi bagian penting dalam upaya mitigasi bencana. Jadi, kalau kamu melihat langit Jakarta mendung tapi hujan nggak segila biasanya, mungkin itu berkat operasi modifikasi cuaca ini!

Let us know your thoughts!

  • Korban PHK Berhak Dapat 60 Persen Gajinya Selama 6 Bulan Setelah Kena Lay Off

  • Demo ‘Indonesia Gelap’: Mahasiswa Turun ke Jalan Ajukan 5 Tuntutan

  • Transjakarta Siapkan Petugas di Perlintasan KA, Antisipasi Kejadian Serupa