Di duga paksa tuna rungu bicara saat peringatan Hari Disabilitas Internasional. Menteri Sosial Tri Rismaharini mendapat kecaman dari banyak netizen.
Terkait hal itu Risma membantah bahwa dirinya memaksa anak disabilitas rungu untuk berbicara. Menurutnya dia hanya ingin anak itu belajar mengucapkan kata, setidaknya berujar ‘tolong’.
Speechless gw. pic.twitter.com/j8zB7pjg4E
— Allah Larry (@allhlr) December 2, 2021
Begini respon Risma usai dikritik karena paksa anak tuna rungu bicara
Dilansir dari Republika, Jumat (3 Desember), Risma menjelaskan bahwa dia melakukan itu karena teringat pengalamannya saat menjadi walikota Surabaya.
Ketika itu ada seorang anak tunarungu diperkosa, tapi dia tidak bisa berteriak minta tolong.
“Itu yang buat saya sedih dan kenapa saya mengajarkan (anak disabilitas di acara tersebut untuk berbicara). Minimal bisa minta tolong,” tutur Risma kepada wartawan di kantor Kemensos, Kamis (2 Desember).
Dia juga menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud sama sekali memaksai anak itu untuk bicara. “Saya tidak memaksa, untuk apa saya maksa. Itu pilihan, tapi sayang ingin dalam kondisi tertentu, dia bisa menyelamatkan dirinya,” imbuh Risma.
“Tidak ada niat apapun dari saya. Sedih saya.“
Mendapat kecaman dari Geraktin dan netizen
Untuk diketahui, sebelum viral dan mendapat kecaman dari para netizen, aksi Risma langsung mendapatkan kritik dari perwakilan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Geraktin), Stefanus.
Saat sendang berlangsung, dia langsung menghampiri Risma dan lewat jur bicaranya menjelaskan kalau dirinya sangat terkejut.
“Saya mau bicara dengan ibu sebelumnya, bahwasannya anak tuli itu memang harus menggunakan alat bantu dengar, tapi tidak untuk dipaksa berbicara,” tuturnya.
Lebih lanjutnya dia menyebut kalau sangat kaget saat Risma memaksa penyandang disabiltas rungu berbicara menggunakan pengeras suara.
Setelah videonya viral, Risma pun mendapat kecaman dari berbagai netizen yang mengaku kecewa dengan apa yang terjadi.
Dikritik Difabel, Risma Akui Paksa Tunarungu Bicara https://t.co/oP2LPPBynh
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) December 1, 2021