Mengharukan, pemuda ini berikan “usaha” terbaiknya untuk selalu “dekat” dengan sang ibu
Pandemi Covid-19 membuat pemerintah di berbagai negara menjalankan kebijakan physical/social distancing. Pertaruran tersebut berlaku bagi setiap individu dan secara tidak langsung memaksa sesorang untuk tidak dapat berkumpul dengan orang terkasih dalam jarak dekat.
Seorang pemuda dari Hebron, Palestine bernama Jihad Al-Suwaiti juga mengalaminya. Meski demikian dirinya punya cara unik untuk bisa tetap “dekat” dengan sang ibu yang sedang mendapatkan perawatan karena infeksi Covid-19.
Setiap hari dia rela memanjat tembok rumah sakit dan menghabiskan waktu berjam-jam di sana.
Baca di sini : Mahasiswi Ini Dapat Nilai Jelek Karena Hal Sepele, Apa Itu?
Dari balik jendela, setiap hari dia menemani sang ibu
Before she died from coronavirus, the young Palestinian man Jihad al-Sweti used to climb into the hospital's window to check up on his mother. 💔 #Palestine 🇵🇸 pic.twitter.com/uxmBIzrX5u
— Dania 🕊🇵🇸 (@Daniasalem0) July 17, 2020
Lewat unggahan akun Twitter @Daniasalemo, diketahui kalau dirinya harus memanjat tembok dan terlihat Suwaiti duduk di dekat jendela sambil memandangi ibunya yang ada dalam ruang perawatan.
Melansir dari Astro Awani, Rabu (22 Juli 2020), pria berusia 30 tahun ini dilaporkan berdiam diri di sana selama berjam-jam sampai ibunya pada akhirnya meninggal.
‘Dia memanjat dinding untuk bisa melihat sang ibu yang berada di lantai dua dari rumah sakit, selain itu dirinya juga menghabiskan sebagian besar harinya di sana sambil mengamti kondisi ibunya dari luar jendela sampai ibunya tertidur lelap dan kemudian dia turun.‘ begitu tutur staf rumah sakit.
Rasmi, kakak dari Suwaiti mengatakan bahwa sebenarnya dia dilarang untuk melakukan hal tersebut oleh rumah sakit, namun karena hubungan yang begitu dekat dengan sang ibu, Suwaiti tetap melakukannya.
‘Suwaiti adalah anak bungsu dan memang dekat dengan ibu, terutama setelah kematian ayah kita 15 tahun lalu.‘ begitu tutur Rasmi.
Baca di sini : Petugas Pemakaman Covid-19 Dipukul Sampai Pingsan, Apa Alasannya?
Suwaiti sempat marah dan tidak terima saat mengetahui kepergian sang ibu
Sebelum terdiagnosa positif corona, ibu Suwaiti sudah terlebih dahulu mengidap leukimia. Sejak beberapa pekan lalu, kondisinya terus memburuk dan pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis minggu lalu.
Ketika mendengar kabar tersebut, Suwaiti sempat marah dan tidak percaya. ‘Tapi sekarang dia sepertinya sudah bisa menerima kenyataan tersebut.‘ begitu tutup Rasmi.
—
Wah sungguh mengharukan sekali kisah ini, fix gua mewek :(