Kata PBB Soal Situasi di Gaza
Sudah 3 bulan sejak perang Israel dengan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023. Ribuan orang tewas dan terluka, dengan kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak. Tak hanya itu, warga Palestina diimbau untuk berpindah tempat karena sejumlah lokasi tempat mereka menetap sebelumnya jadi sasaran bom.
Merespons situasi di Gaza yang semakin berantakan, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths menyebut bahwa Gaza kini tak lagi bisa dihuni.
“Gaza secara sederhana sudah tidak lagi bisa dihuni. Masyarakat di sana merasakan ancaman terhadap keberadaan mereka setiap hari, sementara dunia terus menyaksikannya.”
- Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths dalam siaran pers pada Jumat (05/01/2024).
Situasi di Gaza Saat Ini
- Puluhan ribu orang terbunuh dan terluka.
- Masyarakat tidur di tempat terbuka meski suhu menurun drastis.
- Fasilitas medis diserang.
- Beberapa rumah sakit yang berfungsi kewalahan dengan kasus trauma, kekurangan suplai, dan dipenuhi orang-orang yang butuh perlindungan.
- Penyakit infeksi menyebar di tempat penampungan.
- Masyarakat mengalami kerawanan pangan.
Sumber: The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)
“Ini waktunya berbagai pihak memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional, termasuk melindungi warga sipil dan memenuhi kebutuhan pokok mereka, dan membebaskan seluruh tawanan secepatnya. Ini waktu bagi komunitas internasional untuk menggunakan seluruh pengaruh mereka agar hal ini terjadi.”
- Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths.
Nggak Dapat Jaminan Keamanan, WHO Batal Kirimkan Suplai Medis ke RS Al-Awda
Pada Senin (08/01/2024), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpaksa membatalkan pengiriman suplai medis ke RS Al-Awda dan toko obat pusat yang berada di Gaza karena tak mendapatkan jaminan keamanan.
“Misi ini direncanakan untuk memberikan suplai medis yang sangat dibutuhkan demi menjaga operasional lima rumah sakit di utara (Gaza), termasuk Al-Awda. Sudah 12 hari sejak kami terakhir berhasil mengunjungi wilayah utara Gaza,” demikian pernyataan WHO di wilayah okupasi Palestina.
Today, @WHO cancelled a planned mission to Al-Awda hospital and the central drug store in northern #Gaza for the fourth time since 26 Dec because we did not receive deconfliction and safety guarantees.
The mission planned to move urgently needed medical supplies to sustain the… pic.twitter.com/6v09rPbBb1
— WHO in occupied Palestinian territory (@WHOoPt) January 7, 2024
Lebih Dari 22 Ribu Warga Palestina Tewas
Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkapkan setidaknya 22.438 warga Palestina dan 57.614 orang lainnya terluka sampai pada Kamis (04/01/2024), akibat serangan Israel di Jalur Gaza, dikutip dari Anadolu Agency.
Menurut keterangan Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf al-Qudra sebanyak 70% korban merupakan anak-anak dan perempuan.
Jurnalis yang Jadi Korban Serangan Israel Bertambah
Sebagaimana diberitakan Al Jazeera, sebanyak dua jurnalis di Gaza terbunuh dalam serangan rudal Israel di wilayah Khan Younis, Gaza. Kedua jurnalis tersebut adalah Hamza Dahdouh, yang merupakan anak dari Direktur Al Jazeera di Gaza Wael Dahdouh, dan Mustafa Thuraya.
Tak hanya itu, satu orang lainnya, yakni Hazem Rajab, mengalami luka serius.
Ketiga orang tersebut sedang pergi di daerah dekat al-Mawasi untuk mewawancarai warga sipil yang harus direlokasi karena pengeboman sebelumnya.
(via Giphy)
TL;DR
Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths menyebut bahwa Gaza kini tak lagi bisa dihuni. Ucapan ini disampaikan melihat kondisi Gaza yang semakin parah, dengan ancaman kelaparan dan banyaknya orang yang terbunuh.
What are your thoughts? Let us know!
(Photo courtesy by UN & Shutterstock)