Teknologi yang dikembangkan peneliti ITB

Seorang peneliti di ITB saat ini tengah mendalami teknologi sterilisasi makanan menggunakan ultrasonik.

Maya Fitrianti, PhD, yang juga seorang dosen peneliti di ITB, saat ini tengah mengembangkan sebuah teknologi sterilisasi makanan dengan menggunakan ultrasonik.

Tidak hanya seorang sendiri, Maya bersama tim penelitiannya kini tengah mendalami cara kerja gelombang ultrasonik terhadap bakteri.

Ultrasonik bisa bunuh kuman?

Spongebob squarepants episode 4 season 10 GIF - Find on GIFER
via Gifer

Maya Fitrianti yang juga seorang Dosen Peneliti Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi SITH ITB, dengan timnya bersama-sama sedang memperdalam tentang bagaimana efek gelombang ultrasonik terhadap kerusakan struktur sel pada bakteri.

Maya dan beberapa anggota tim peneliti ITB sedang mempelajari apa yang terjadi pada bakteri, setelah diberi paparan oleh gelombang ultrasonik.

“Saya dan tim berusaha mempelajari lebih dalam mengenai efek gelombang ultrasonik terhadap bakteri, bagaimana kerusakan struktur sel bakteri itu setelah kita berikan perlakuan gelombang ultrasonik. Jadi secara fundamental kami ingin mengetahui lebih dulu bagaimana bakteri ini rusak. Kemudian nanti akan diaplikasikan untuk sterilisasi berbagai jenis bahan makanan,” kata Maya pada wartawan dalam siaran pers Humas ITB, Minggu (16/10).

Sterilisasi makanan menggunakan ultrasonik bukan lagi jadi hal yang aneh di jaman yang sudah maju seperti sekarang.

Hanya saja, memang di Indonesia belum menerapkan teknologi kelas kakap ini sebagai pilihan utama dalam sterilisasi.

Pentingnya makanan yang steril

Eat GIFs - Get the best GIF on GIPHY
via Giphy

Dalam siaran pers yang dilakukan Humas ITB pada 16 Oktober 2022 kemarin, Maya pun turut menjelaskan bahwa ketidaksterilan makanan adalah masalah yang serius.

Ia turut menyampaikan data dari World Health Organization (WHO), yang menyebutkan bahwa ada lebih dari 200 jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan yang tidak steril.

Adanya kontaminasi bakteri yang luput dari perhatian, dapat berisiko membuat bahan makanan jadi tidak layak konsumsi. Hal ini dapat meningkatkan jumlah food lost dan food waste.

Pada hasil eksperimen yang dilakukan para peneliti ITB menggunakan prototipe alat ultrasonikasi, membuktikan bahwa sel bakteri yang dipapar oleh ultrasonikasi akan rusak lalu mati.

“Bukan tidak mungkin teknologi alternatif seperti gelombang ultrasonik ini juga bisa membantu untuk mengawetkan makanan lebih baik lagi. Metode ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat food lost dan food waste di Indonesia dan dunia,” ujar Maya.

What are your thoughts? Let uss know!