Perusahaan teknologi dari Jepang bikin alat canggih untuk merasakan sakit di Metaverse

Dunia Metavesre kini makin nyata, apalagi dengan adanya penemuan alat canggih yang satu ini!

Memang, belakangan ini banyak perusahaan yang membuat berbagai perangkat untuk menopang kehidupan di dunia virtual supaya terasa makin realistis.

Perusahaan teknologi asal Jepang, H2L, mengembangkan alat yang bisa bikin penggunanya merasakan sakit secara virtual, seperti di dunia sungguhan. Dengan alat ini, mereka yang bersentuhan di dunia virtual bisa merasakan kontak yang terasa nyata.

Jadi, kalao kena tampar di Metaverse, kita bakal bisa ngerasa ‘ketampar’ juga!

Begini cara kerjanya

Perusahaan berbasis di Tokyo yang didukung Sony ini membuat alat canggih berbentuk gelang yang bisa menghantarkan listrik saat ada stimulus di Metaverse.

Produk Bodysharing ini bisa mengidentifikasi pergerakan otot manusia, dan memungkinkan avatar pengguna memiliki kemampuan untuk meniru gerakan tubuhnya.

Tak lupa, sentuhan di sekitar avatar juga bakal terdeteksi dan menghasilkan sensasi, melansir Dailycoin.

Teknologi H2L menyampaikan perasaan berat dan resistensi kepada pengguna dan avatar di Metaverse, tidak hanya rasa sakit,” tulis start-up itu lewat Twitter.

Penemuan Alat Canggih, Bisa Bikin Kita Ngerasain Sakit Kalau Ketampar di Metaverse?
via Tenor

Bukan cuma buat sensasi sentuhan ataupun sakit

Alat dengan teknologi canggih ini mereka rencanakan nggak cuma untuk bisa memberi sensasi sentuhan dan rasa sakit saja, tapi lebih dari itu.

Sensasi yang ingin mereka ciptakan, di antaranya mulai dari menangkap bola, dihinggapi burung, hingga mengangkat beban. Semua ini mereka ciptakan untuk membuat pengalaman nyata dari dunia Metaverse.

Founder H2L, Emi Tamaki, punya pandangan yang berharga akan kehidupan. Faktanya, ia memiliki penyakit jantung bawaan di masa remajanya.

Keadaan ini jadi salah satu yang mendorongnya utnuk memperdalam kemampuan teknologi untuk menghubungkan pengalaman fisik seseorang dengan komputer.

Aku menyadari hidup itu berharga, jadi aku memutuskan untuk bekerja di bidang baru yang benar-benar aku mau gali, karena tak ada orang yang melakukan penelitian saat itu,” pungkas Tamaki.

Your thoughts? Let us know!

(Image: Courtesy of H2L)