Penjung patah tulang yang jadi ‘insiden’ berulang di Fuji-Q Highland Park mengakibatkan wahana Roller Coaster “Don-Dodonpa” harus dilarang beroperasi.
Roller coaster dengan kecepatan maksimum ‘super death’ disebutkan telah memakan banyak korban patah tulang.
Enam pengunjung patah tulang usai menaiki Roller Coaster tercepat di Jepang dan dunia.
Sebagaimana dilansir UNILAD, setidaknya roller coaster itu sudah menelan 6 korban patah tulang sejak Desember lalu. Empat diantara mereka melaporkan patah di bagian leher dan punggung.
Terkait pelaporan peristiwa pada tanggal 17 Agustus lalu, pihak berwenang sangat terkejut. Sontak pengelola taman rekreasi tersebut juga langsung melakukan penyelidikan penyebab para penumpang bisa patah tulang usai menaiki wahana itu.
Untuk diketahui, wahana yang dibangun pada 2001 ini dapat meluncur dengan kecepatan nol ke 180 kilometer/jam hanya dalam 1,56 detik.
Hal itu menjadikan wahana tersebut sebagai roller coaster dengan akselerasi tercepat di dunia. Sementara kecepatan maksimum awal Do-Dodonpa adalah 172 kilometer perjam, namun pada 2017 ditingkatkan ke 180km/jam.
Uniknya, pelaporan kasus patah tulang ini adalah yang pertama sejak wahana beroperasi 20 tahun lalu.
Begini hasil penyelidikan
Pihak Fuji-Q Highland menjelaskan hasil penyelidikan tidak menunjukan adanya masalah teknis. Walau demikian, perusahaan pembuat wahana, Sansei Technologies tetap menyampaikan permintaan maaf mereka.
Samapai saat ini, perusahaan itu sendiri bingung dengan penyebab kejadian tersebut. Pasalnya jarang ada penumpang yang terluka saat menaiki roller coaster.
Terakhir kali terjadi kecelakaan fatal di Jepang karena wahana itu adalah 2007 silam. Saat itu, roller coaster di Expoland, Osaka menabrak pagar pembatas karena as roda salah satu gerbongnya patah.
Naoya Misayato, profesor arsitektur Universitas Nihon yang mempelajari desain roller coaster juga mengklaim tidak ada kecelakaan yang menyebabkan patah tulang sebelumnya.
“Desain roller coaster wajib memenuhi standar yang diterapkan pemerintah, aneh rasanya dengan banyak laporan serupa,” tuturnya.
Mekipun Pemerintah Jepang belum menemukan penyebab pasti, Misayato menduga kemungkinan ada masalah dengan akselerasi yang terlalu cepat. “Penumpang mengalami cedera jika tidak dapat menahan akselerasi yang terlalu cepat. Mungkin seperti itu kejadiannya,” lanjut Miyasato.
Cara duduku penumpang bisa jadi penyebab masalah
Selain itu, Misayato memprediksi cedera itu bisa saja disebabkan oleh cara duduk penumpang yang salah. Pasalnya salah satu di antara yang cedera setelah naik Do-Dodonpa diketahui duduk di barisan depan.
Sama seperti sebagian besar roller coaster berkecepatan tinggi, penumpang wajib bersandar di tempat duduk dan mengenakan penahan bahu agar tidak ada jarak dengan punggung. Berdasarkan sebuah laporan, mereka yang patah tulang diduga duduk terlalu maju.
-
Roller Coaster Tertinggi di Dunia, Berani Coba?
-
Drakor Terbaru Kim Seon-ho, Hometown Cha Cha Cha Tayang Besok! Ini Alasan Lo Wajib Nonton!
-
Video Penyiksaan Hewan Banyak Bersumber dari Indonesia, Ini yang Bisa Lo Lakuin!
—
Fun fact > Data Asosiasi Taman Hiburan dan Atraksi Internasional menunjukan, kemungkina kecelakan serius terjadi akibat roller coaster di taman bermain adalah satu berbanding 15,5 juta permainan.
*sangat kecil bukan?*
Top image via FujiQ.jp