Saat masuk rumah sakit, siapa yang bakal ngurusin kita dengan penuh perhatian, membantu saat kita butuh, kalau bukan perawat?
Siapa yang bakal telaten mencatat perkembangan kesehatan kita dan ngasih obat dengan benar setiap harinya, kalau bukan para suster?
Sering kali, kerjaan mereka dipandang sebelah mata, sekadar jadi ‘asisten dokter’ sebutannya. Padahal peran mereka nggak cuma itu.
Hari ini, tanggal 12 Mei diperingati sebagai International Nurses Day.
Berikut poin-poin yang bakal ngubah pandangan lo soal perawat!
Perawat nggak melulu di bawah dokter
Kalau kita denger kata ‘perawat’ pasti nggak jauh-jauh dari yang namanya dokter. Walau begitu, menurut Loka karya Nasional tentang keperawatan sejak tahun 1983, ada tiga fungsi yang disepakati di Indonesia.
Salah satunya, fungsi independen. Di sini, mereka harus bisa memberi bantuan, tanpa tergantung orang lain.
Jadi, mereka bisa mengambil keputusan dan melakukan tindakan terbaik berdasarkan ilmu keperawatan tanpa melibatkan pihak lain, termasuk dokter.
Sudah ada sejak zaman belanda, namun minim catatan sejarah
Melansir artikel Dian Setya Budi, S.Kep.,Ns, tak banyak literatur yang mencatat sejarah keperawatan di Indonesia.
Sejauh ini, yang bisa kita tahu adalah pekerjaan ini muncul saat masa pemerintahan kolonial Belanda. Para perawat ini berasal dari penduduk pribumi yang sebutannya Velpeger.
Mereka bekerja di Binnen Hospital Jakarta tahun 1799 untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda.
Suster wajib penyayang
Jauh dari sebelum kita sadar kalau perawat atau suster itu merupakan sosok yang halus dan penuh perhatian, hal ini sudah jadi kriteria pekerjaan tersebut dari zaman dahulu.
Menurut sejarahnya dari seluruh dunia, kasih sayang jadi aspek penting sebagai perawat.
Budaya India kuno pun sudah mengenal adanya perawat dengan beberapa kriteria. Salah satu poinnya, selain harus pintar dan punya pengetahuan cara mempersiapkan obat, Mereka harus mampu mencurahkan kasih sayang ke pasien.
Perawat punya perwujudan di mitos dewa Yunani
Keperawatan, dari sudut pandang mitos perdewaan Yunani, terwujud dalam sosok Hygieia. Ia adalah anak perempuan dari dewa penyembuh Asklepios dan dewi penenang, Epigone.
Kuil yang dibangun untuk menghormati Asklepios jadi pusat penyembuhan, baik lewat pengobatan natural maupun supranatural (Donahue, 1996).
Sementara itu, Hygieia sendiri diyakini orang-orang sebagai perwujudan para perawat. Makanya, ia juga disebut sebagai dewi kesehatan.
Thoughts? Let us know!