Penemu vaksin covid-19 dan para petugas garda depan lainnya
Sarah Gilbert, professor vaksinologi yang dikenal sebagai penemu vaksin covid-19 diabadikan dalam bentuk boneka Barbie atas jasanya.
Barbie tersebut diciptakan dengan setelan berwarna biru navy dan blus putih, dengan kacamata ran rambut panjang.
Nggak sendirian, Barbie juga mengabadikan figur perempuan lain yang bekerja di garda depan penanganan covid-19 dalam bentuk boneka.
Baca juga: Fakta Sarah Gilbert, Perempuan Dibalik Vaksin AstraZeneca
Bukan cuma sang penemu vaksin covid-19
Dalam keterangan resminya, Barbie menyatakan apresiasi untuk semua perempuan hebat yang berjasa selama pandemi ini.
“Barbie menyadari bahwa semua tenaga kesehatan yang berada di garda depan (penanganan Covid-19) telah berkorban luar biasa saat berjuang melawan pandemi,” kata Lisa McKnight, senior vice president dan global head Mattel, seperti dikuti The Guardian.
“Kami ingin berbagai cerita mengenai perjuangan mereka. Mereka akan menginspirasi generasi berikutnya saat generasi tersebut mengambil alih estafet perjuangan pahlawan-pahlawan ini.”
Baca juga: Rihanna Sekarang Resmi Jadi Musisi Perempuan Terkaya, Milyarder!
Tentang Sarah Gilbert
Sarah Gilbert adalah profesor vaksinologi pada University of Oxford.
Wanita kelahiran 1962, Kettering, Northamptonshire ini gak berasal dari keluarga sains atau dokter. Ia lahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai manajer toko sepatu dan ibunya seorang guru bahasa inggris.
Ia memulai karirnya setelah mendapatkan gelar doktor dan mulai mengerjakan desain dan pembuatan vaksin untuk berbagai virus influenza. Setelah sempat bekerja sebagai peneliti dan bergabung dengan perusahaan biofarmasi serta laboraturium.
Pada awal 2011, ia memimpin pengujian vaksin flu universal. Namun vaksin tersebut gak konvensional karena gak merangsang produksi anti-tubuh, melainkan produksi sel-T untuk melawan flu.
“Ini adalah konsep yang sangat aneh, memiliki boneka Barbie yang dibuat dalam rupa saya,” kata Gilbert dalam sebuah wawancara untuk Mattel,” seperti dikutip Reuters.
“Saya berharap ini akan menjadi bagian dari membuat lebih normal bagi anak perempuan untuk berpikir tentang karir di bidang sains,” tambahnya.