Amerika Serikat (AS) saat ini memang menjadi negara terbanyak untuk kasus positif Covid-19. Namun, hal itu tidak membuat AS jatuh dan kalah menghadapi virus corona.
Sebuah LSM di AS, Predict ternyata sudah meneliti virus ini yang terdapat pada kelelawar sejak beberapa tahun lalu. Para peneliti rela menunggu malam hari untuk menangkap kelelawar yang keluar dari goa menggunakan jala.
Setelah ditangkap, kelelawar tersebut dibius secara hati-hati untuk mempermudah peneliti melakukan ekstraksi darah dari kelelawar tersebut.
“Kami juga melakukan swab oral dan feses dan mengumpulkan kotoran,” kata Peter Daszak, sang pemburu virus corona.
Mengenal Peter Daszak, Sang Pemburu Virus
Daszak memang dikenal sebagai pemburu virus. Sebab, sudah 10 tahun terakhir, ia mengunjungi 20 negara lebih untuk mencegah pandemi besar yang akan terjadi.
Salah satu bukti pemburuannya adalah ditemukan kelelawar di sebuah goa di China pada tahun 2013. Daszak menduga itu merupakan nenek moyang atau akar dari merebaknya Covid-19.
Bahkan, Daszak pun sudah memprediksi bahwa pandemi ini akan berawal dari China. Maka dari itu, Daszak memprioritaskan fokus penelitian di kawasan China barat daya, karena dikenal dengan populasi kelelawar yang besar.
Daszak juga mengatakan, Asia Tenggara dan China menjadi perhatian khusus karena sebagian besar populasi melakukan kontak rutin dengan satwa liat. Misalnya saat berburu, berjualan, hingga memakannya.
Daszak Bantu Hindari Pandemi di Masa Depan
Jelas tindakan Daszak akan sangat membantu dunia untuk mencegah pandemi yang akan datang mungkin 50 sampai 100 tahun ke depan.
Sebab, mengetahui dari mana asal virus dan bagaimana penularannya ke manusia akan menjadi informasi penting bagi warga untuk mempersiapkan langkah preventif. Ini juga membantu menentukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus tepat waktu.
Dengan bantuan Daszak, diharapkan bisa membantu para ilmuwan untuk mampu memahami bagaimana virus ini bermutasi. Bisa juga menjadi persiapan untuk mencegah wabah terulang di masa mendatang.