Masalah Dasar: Korupsi di Semua Sektor
Dalam pidatonya di World Governments Summit 2025, Presiden RI Prabowo Subianto mengakui bahwa korupsi di Indonesia sudah berada di level yang mengkhawatirkan. Menjawab pertanyaan dari pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, Prabowo menyoroti bagaimana korupsi berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan, penelitian, dan inovasi di negeri ini.
“Saya yakin bahwa masalah dasar kita adalah telah terjadi semacam, saya tidak tahu, apakah itu penurunan kepemimpinan moral, penurunan kepemimpinan sosial. Namun, tingkat korupsi di negara saya sangat mengkhawatirkan,” kata Prabowo dalam video yang disiarkan melalui akun YouTube World Government Summit, Jumat (14/2/2025).
Prabowo pun menegaskan komitmennya untuk menggunakan seluruh energi dan wewenang yang dimiliki guna memerangi korupsi. Menurutnya, korupsi adalah penyakit yang menjadi akar dari berbagai penurunan kinerja di semua sektor.
Tidak Ada yang Kebal Hukum
Setelah 100 hari menjabat, Prabowo mencatat adanya peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pemerintahannya, yang mencapai angka 81 persen. Angka ini bahkan lebih tinggi dari persentase perolehan suara yang membawanya ke kursi kepresidenan.
Prabowo menilai bahwa masyarakat mulai memahami bahwa pemerintah tidak akan memberikan perlakuan istimewa kepada siapa pun yang terlibat korupsi.
“Tindakan kami telah membuktikan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum, mereka yang dianggap tidak tersentuh kini dimintai pertanggungjawabannya,” tegasnya.
Korupsi dalam berbagai bentuk, mulai dari penyalahgunaan dana pemerintah hingga pajak rendah yang hanya menguntungkan segelintir pihak, menurutnya telah lama dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Dan kini, ia bertekad untuk mengubah sistem yang selama ini mengakar.

Efisiensi Besar-besaran: Potong Anggaran Hingga $20 Miliar
Dalam upayanya memberantas korupsi, Prabowo melakukan efisiensi besar-besaran di berbagai kementerian dan lembaga. Hasilnya, anggaran sebesar 20 miliar dolar AS berhasil dihemat dan dialokasikan untuk proyek strategis dan berkelanjutan.
“Setelah 100 hari, saya berhasil menghemat 20 miliar dolar AS. Saya yakin bahwa jika saya tidak menyimpan uang itu, uang itu akan hilang begitu saja,” ujarnya.
Langkah ini tentu tidak berjalan mulus. Menurut Prabowo, ada perlawanan dari birokrasi yang sudah mengakar, di mana beberapa pihak masih merasa mereka tak tersentuh hukum.
Tekad Prabowo: “Saya Akan Tegakkan Hukum!”
Menghadapi tantangan dalam reformasi pemerintahan, Prabowo menegaskan bahwa ia tidak akan mundur.
“Saya menghadapi beberapa perlawanan dari birokrasi yang mengakar. Beberapa dari mereka menganggap diri mereka tak tersentuh, tetapi saya bertekad untuk bergerak, saya bertekad untuk menegakkan hukum,” katanya.
Dengan pernyataan ini, Prabowo mengirimkan pesan tegas: era kekebalan hukum bagi segelintir elite sudah berakhir. Kini, ia ingin memastikan bahwa Indonesia bergerak menuju pemerintahan yang lebih bersih dan transparan.
Top image via ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo Subianto
—
Let us know your thoughts!
-
Brand Fashion Indonesia Panen Penghargaan di Asian Brands 60 Tokyo
-
DeLiang Al-Farabi: Penulis Cilik yang Menaklukkan Amazon dengan 40 Buku Berbahasa Inggris
-
Sindikat Pencurian Avtur di Bandara Kualanamu Dibongkar, Kerugian Capai Rp 400 Juta