Seorang pria di Georgia, Amerika Serikat diduga melakukan penipuan setelah menggunakan dana bantuan Covid-19 untuk beli kartu Pokemon.
Harganya pun nggak main-main. Kartu Pokemon yang ia beli pakai dana bantuan bisnis itu punya harga lebih dari US$57.789, atau sekitar Rp 822 juta. Kabarnya, hal ini berawal dari pengajuan bantuan dana yang ia buat untuk bisnisnya Juli 2020 lalu.
Dana bantuan bisnisnya ia pakai untuk beli kartu Pokemon
Melansir Complex, pria bernama Vinath Oudomsine ini mengajukan bantuan dana ke EIDL pada Juli 2020. Ia juga bilang kalau ia menjalankan bisnis berisi 10 karyawan dengan pendapatan kotor tahunan sebesar Rp3,34 miliar.
Sebelumnya, kongres AS mengeluarkan Coronavirus Aid, Relief, and Economic Security (CARES) Act untuk memberi bantuan bagi para pelaku usaha yang terdampak pandemi.
Dana itu bisa mereka pakai untuk membayar hal-hal seperti modal produksi, sewa tempat, atau gaji karyawan.
Namun, dana sebesar US$85.000 (Rp1,2 miliar) yang ia terima di kantong sebulan seletah pengajuannya sebagian besar malah ‘lari’ ke kartu Pokemon.
Akhirnya, Oudimsine juga mendapat tuduhan atas pernyataan palsu mengenai jumlah karyawan dan pendapatan kotor usahanya.
Demam kartu Pokemon langka
Belum jelas kartu Pokemon apa yang Oudomsine beli. Namun, akhir-akhir ini kartu-kartu langka memang lagi ‘naik daun’ dan punya harga tinggi di lelang.
Makin langkanya kartu Pokemon belakangan ini sudah menyebabkan beberapa keributan tak masuk akal. Orang-orang menggila kartu Pokemon.
Misalnya, bulan Maret kemarin, seorang pria Tokyo berumur 28 tahun tertangkap setelah turun dari atap gedung dengan tali untuk masuk ke toko. Tujuannya, untuk mencuri kartu tersebut.
Dua bulan sebelumnya, ada kartu Pokemon Blastoise yang rare dan terjual lewat lelang online seharga US$360.000, atau sekitar Rp5 miliar.
Rapper Logic pun ikut dalam kegilaan ini. Ia rela merogoh kocek hingga US$226.000 (Rp3 miliar) untuk mendapatkan kartu Charizard.
—
Siapa di sini yang secinta itu sama Pokemon?
Baca juga: