Nasib Ujian Nasional di Pemerintahan Baru?
In case kalian nggak tau, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sempat bilang kalau pihaknya tengah mengkaji kemungkinan ujian nasional (UN) diterapkan kembali di sekolah dasar dan sekolah menengah.
“Mengenai wacana pengembalian UN, kami masih dalam proses pengkajian karena kan kami tidak mungkin melakukan perubahan di tengah tahun ajaran.”
- Mendikdasmen Abdul Mu’ti pada Selasa (05/11/2024), dikutip dari Antara.
Sumber: Antara
Sebenernya, Kenapa UN Bisa Dihapus?
Sebagaimana dilansir Antara, UN sudah ditiadakan sejak 2021, kala Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Alasannya apa? Pemerintah ingin siswa bisa mengembangkan kemampuan mereka tanpa terbebani tekanan akademis. Nggak cuma itu, materi UN juga dinilai terlalu penuh dan bikin pembelajaran akhirnya lebih fokus ke penghafalan materi daripada pengembangan kompetensi siswa.
Terus, Gimana Respons Berbagai Pihak Soal “Peluang” UN Diadakan Lagi?
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
BRIN menyetujui penerapan kembali UN, karena ujian tersebut dinilai bisa jadi cara buat tahu capaian pembelajaran siswa dan memacu siswa buat lebih giat belajar.
“Ujian Nasional merupakan suatu alat ukur berstandar nasional yang dijadikan sebagai patokan untuk memotret hasil belajar siswa secara individu.”
- Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN Trina Fizzanty kepada Antara pada Jumat (01/11/2024), dikutip dari Antara.
Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes)
Pengamat Pendidikan Unnes, Edi Subkhan menilai kalau kebijakan UN bakal menghabiskan anggaran dan energi negara. Nggak cuma itu, belum lagi masalah soal kecurangan dan kebocoran soal.
”Dengan pendanaan dan energi yang besar, hasil yang ingin didapatkan dengan pelaksanaan UN tidak sepadan. Persoalan kecurangan, kebocoran soal, rasa stres, hingga pertaruhan citra sekolah membuat pelaksanaan UN menjadi masalah baru untuk deretan masalah pendidikan yang belum terselesaikan.”
- Pengamat Pendidikan Unnes Edi Subkhan, Selasa (05/11/2024), dilansir dari Antara.
Pengamat Kebijakan Pendidikan
Pengamat Kebijakan Pendidikan Cecep Darmawan menyetujui UN diterapkan kembali, tapi bukan untuk jadi syarat kelulusan siswa, tetapi untuk mengevaluasi mutu pendidikan.
”Saya sepakat ada ujian nasional, tetapi peruntukannya bukan untuk kelulusan. Fungsi utamanya adalah untuk mengevaluasi mutu pendidikan.”
- Pengamat Kebijakan Pendidikan Cecep Darmawan kepada Antara pada Selasa (05/11/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Jadi, Pro-Kontra Terkait UN Gimana?
Pro:
- Jadi cara buat tau capaian pembelajaran siswa.
- Memacu siswa buat giat belajar.
- Cara buat evaluasi mutu pendidikan.
Kontra:
- Menghabiskan dana dan energi.
- Pendanaan dan energi yang dikeluarkan tidak sepadan.
- Punya masalah turunan lain dari kecurangan, stres, soal bocor, hingga citra sekolah.
Sumber: Antara
Kalau di Negara Lain Gimana?
Selandia Baru
- Nama Ujian: The National Certificate of Educational Achievement (NCEA)
- Deskripsi: NCEA merupakan program kualifikasi untuk murid kelas menengah di negara itu, yang digunakan buat seleksi universitas.
Finlandia
- Nama Ujian: Matriculation Examination
- Deskripsi: Ujian ini dilakukan pada siswa kelas menengah di Finlandia untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa, dan jadi syarat siswa untuk bisa menempuh jenjang perkuliahan.
Thailand
- Nama Ujian: The Ordinary National Educational Test (O-NET)
- Deskripsi: Ujian ini dilakukan secara tahunan untuk anak kelas 6, 9, dan 12 sebagai ujian wajib untuk menentukan naiknya siswa ke jenjang selanjutnya.
Korea Selatan
- Nama Ujian: CSAT atau Suneung
- Deskripsi: Ujian ini dilakukan secara nasional sebagai cara seleksi kandidat untuk masuk ke perguruan tinggi di Korea Selatan, bahkan disebut-sebut jadi ujian yang paling penting di negara itu.
Sumber: The Matriculation Examination Board , Asia News Network, UNESCO & NZQA
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Freepik)