Di Bulan Ramadan kali ini memang tidak seperti biasanya. Di mana Virus Covid 19 masih menghantui masyarakat di seluruh Indonesia bahkan dunia. Maka dari itu, masyarakat yang beragama Islam kini terpaksa harus lebih banyak menghabiskan waktu puasa di dalam rumah.
Namun, jangan sedih dulu. Kali ini USSFeed akan membangkitkan semangat puasa para pembaca sekalian. Caranya adalah dengan nostalgia puasa di masa kecil. Kira-kira, apa saja kegiatan rutin yang kerap kita lakukan saat bulan ramadan di zaman dulu? Yuk deh kita sama-sama simak ulasan berikut.
Main Petasan Setelah Tarawih
Kebiasaan pertama yang tidak bisa dihilangkan saat bulan puasa adalah main petasan. Ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat tarawih. Namun, banyak juga anak-anak bandel yang memilih untuk kabur dari salat tarawih dan menyalakan petasan di basecamp kesayangan mereka.
Anak-anak seakan tak peduli betapa berisiknya suara petasan yang diledakkan yang sebenarnya mengganggu warga. Meskipun sudah kena marah berulang kali sama warga sekitar, mereka tak kapok mengulanginya di keesokan hari. Karena menurut mereka, kesenangan ini hanya dapat dilakukan ketika Bulan Ramadan tiba.
Keliling Bangunkan Orang Sahur
Setelah main petasan, anak-anak sudah pasti akan tidur cepat untuk mempersiapkan diri supaya bisa bangun lebih awal. Tujuannya bukan cuma untuk sahur, tapi ingin keliling komplek guna membangunkan masyarakat untuk makan pada dini hari. Walaupun udara dingin menusuk kulit dan mata agak susah untuk dibuka, hal tersebut tidak menjadi halangan. Hal terpenting bagi mereka adalah bisa membangunkan sahur dengan menggunakan bunyi-bunyian nyaring bersama kawan-kawan. Biasanya mereka memakai kentongan atau panci yang bisa menghasilkan suara heboh.
Puasa Bedug
Masa kecil tak akan lengkap kalau tidak melakukan puasa setengah hari atau kerap disebut dengan puasa bedug. Yap, puasa ini memang diperuntukkan bagi anak-anak yang masih belum kuat menjalankan puasa sampai maghrib. Jadi, setelah adzan dhuhur berkumandang, mereka bisa makan dan minum, lalu dilanjut puasa kembali hingga ashar. Apabila masih kuat, anak-anak akan melanjutkan sampai maghrib.
Curi-curi Makan dan Minum Saat Puasa
Selain puasa bedug, anak-anak terkadang juga melakukan kecurangan. Apalagi kalau bukan curi-curi makan atau minum saat berpuasa atau yang biasa disebut dengan istilah mokel. Biasanya ini dilakukan ketika mereka bersekolah dan perut sudah tidak dapat ditahan lagi tingkat laparnya. Oleh karenanya, anak-anak ini berani beli makan di warung dekat sekolah. Atau minum air keran saat wudhu supaya tak ketahuan orang lain. Walaupun begitu, orang tua dari si anak pasti tahu dengan kecurangan yang buah hatinya lakukan.
Bermain Meriam Bambu
Anak-anak selalu ada kegiatan untuk menunggu buka puasa. Salah satunya adalah bermain meriam bambu atau kalau kata orang Jawa disebut dengan Mercon Bumbung. Di mana nantinya, bambu-bambu panjang pada bagian dalamnya diberi minyak. Nah, anak-anak akan menyulutnya dengan api di bagian atas bambu dan kemudian menghasilkan suara yang menggelegar. Siapa yang berhasil membuat suara yang paling keras, maka ia yang menang. Namun, permainan ini biasanya diawasi juga oleh orang dewasa karena sedikit berbahaya.
Ikut Pesantren Kilat di Sekolah
Saat bulan puasa seperti ini, biasanya sekolah-sekolah mengadakan yang namanya pesantren kilat. Kegiatan yang juga disebut dengan pondok ramadan ini aktivitasnya bermacam-macam. Bisa mendengarkan penjelasan tentang puasa dari guru agama atau game yang berhubungan dengan ramadan. Anak-anak biasanya sangat antusias mengikuti kegiatan ini, lantaran menggunakan baju muslim bebas dan pelajaran harian ditiadakan.
Isi Buku Agenda Ramadan
Selain pesantren kilat, ada tugas dari sekolah yang harus dikerjakan. Yaitu mengisi buku agenda ramadan. Di dalam agenda tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diisi. Seperti salat wajib, salat tarawih, membaca Al Quran, zakat, dan lain sebagainya.
Ada lagi yang menarik dari agenda ini. Berupa lembar isian ceramah, di mana anak-anak harus menuliskan apa isi ceramah dari ustaz di masjid tempat tinggal masing-masing. Kalau sudah mengisi, anak-anak harus meminta tanda tangan ustaz sebagai bukti kalau ia benar-benar datang.
Itulah beberapa kenangan puasa ketika masa kecil. Semuanya sangat dirindukan, karena kegiatan tersebut hanya dilakukan satu tahun sekali dan tidak dapat terulang kembali. Nah, kalau kalian pernah mengalami yang mana nih?