Jubir Gugus Tugas tanggapi Anji yang meragukan bahaya covid-19
Kamis (16/7) lalu, seorang fotografer bernama Joshua Irwandi jadi pembicaraan di jagat maya. Fotografer National Geographic tersebut mengabadikan foto jenazah pengidap covid-19 yang selama ini luput dari perhatian publik.
Foto tersebut pun viral, dan di repost oleh sejumlah sosok public figure yang ingin meningkatkan kewaspadaan publik terhadap pandemi corona. Namun hal tersebut direspon dengan nada keraguan oleh Anji.
“(Covid-19) semengerikan itu”
Setidaknya ada dua kejanggalan yang disoroti Anji: banyaknya akun ber-follower besar yang mengunggah ulang foto tersebut dengan caption seragam dengan pola yang serupa dan mengapa seorang fotografer diperbolehkan menemui korban covid-19 sementara pihak keluarga malah tidak diperbolehkan.
“Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh,” tulisnya di kolom komentar.
Meski begitu, ia tidak membantah bahwa covid-19 itu benar-benar ada.
“Saya percaya (covid-19) itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa (covid-19) semengerikan itu,” tulis Anji. “Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil.”
Pertanyaan tentang ‘Kenapa keluarga orang yang meninggal karena Covid-19 tidak boleh menjenguk, sementara seorang Fotografer boleh’, bukanlah pertanyaan saya sendiri. Tapi banyak orang. Hanya saja, saya menyuarakannya.
Lalu saya mendapat penjelasan..
— Anji MANJI – (@duniamanji) July 19, 2020
Tanggapan gugus tugas
Merespon keraguan Anji, jubir gugus tugas corona Achmad Yurianto.
“Biar saja. Apakah 2 juta followersnya kanak-kanak yang enggak punya pertimbangan rasional?” kata Yuri dilansir dari Kumparan, Senin (20/7).
Ia menilai, keraguan Anji tersebut ia utarakan untuk mendorong popularitas.
“Kita akan membantu popularitasnya. Kepancing semua. Coba pikir sekarang di saat mulai tidak populer, apa yang akan dilakukan?” ujar Dirjen P2p Kemenkes itu.
Yuri juga menuturkan bahwa publik sudah cerdas dan mengerti bahaya covid-19. Ia mencontohkan beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya.
“Apakah masyarakat kita sedemikian bodohnya? Apakah ini hal pertama terjadi? Kita masih ingat orang nyentrik dari Surabaya, terus influencer perempuan. Apa ada yang ngikuti?” tutup dia.
Baca juga: Covid-22 Lebih Berbahaya dan Mematikan, Ini Faktanya!