Blockbuster terakhir di dunia kini jadi tempat penginapan, dikelola oleh Airbnb.
Siapa yang pernah dengar nama ‘Blockbuster’? Sebuah tempat rental film yang pernah berjaya di awal tahun 2000-an. Tempat ini dulunya merupakan raksasa persewaan film dengan memiliki kurang lebih 7.000 toko di seluruh dunia.
Namun, kini toko rental Blockbuster hanya tinggal satu di dunia karena orang sudah mulai beralih ke streaming video. Bahkan sekarang Blockbuster terakhir di dunia telah berubah fungsi.
Jadi seperti apa Blockbuster sekarang?
Blockbuster Berubah Jadi Pengingapan
Dari yang awalnya Blockbuster punya ribuan toko di seluruh dunia, kini hanya tinggal satu toko saja, di kota Bend, Oregon. Namun sayangnya, karena mungkin banyak orang sudah beralih ke streaming video, kini Blockbuster telah berubah menjadi tempat penginapan Airbnb.
Sekarang Blockbuster bisa jadi tempat singgah untuk para traveller yang sedang melakukan perjalanan. Bahkan menginap di Blockbuster terakhir di dunia ini harganya cukup murah, cukup siapkan USD 4 atau setara Rp 59.000 untuk per malamnya.
Toko Blockbuster ini sudah didesain sedemikian rupa menjadi sebuah tempat penginapan. Konsepnya pun menggunakan tema “movie time” di ruang tamu rumah teman.
Tersedia kasur yang ada di ruang tamu, beserta sofa dan televisi untuk memutarkan video. Selain itu, ruang tamu tersebut juga dihiasi dengan papan bertuliskan “BLOCKBUSTER” dan rak berisi puluhan film yang bisa lo tonton sebelum tidur.
Sejarah Blockbuster
Nama Blockbuster sendiri seperti yang kita tahu adalah merk dagang tempat rental film dan video game terkenal asal Amerika Serikat.
Pada jaman itu, rental film VHS masih jaya-jayanya. Blockbuster jadi tempat pertama yang dituju untuk menyewa film kemudian menontonnya di rumah bersama teman atau keluarga.
Sayangnya, teknologi yang semakin modern membuat jasa sewa Blockbuster kini semakin ditinggalkan. Bahkan dari yang awalnya kurang lebih 7.000 toko di seluruh dunia, sekarang hanya tersisa satu di Oregon.
_
Setidaknya, sang pemilik Blockbuster terakhir menyiasatinya sebagai tempat nostalgia. Tanpa menghilangkan identitas Blockbuster sebagai tempat sewa film.
Gimana tanggapa Lo?