Hari kesehatan mental 2021: gimana caranya menghadapi post-lockdown anxiety
“Sering nervous tiap inget PPKM mulai dilonggarin, rasanya aneh kalo harus aktivitas normal lagi”
Begitu penjelasan Ryan ketika ditanya soal kemungkinan kembali WFO setelah setahun WFH.
Ia adalah seorang desainer grafis sebuah agency periklanan yang berkantor di kawasan Jakarta Selatan. Jabatan itu ia isi sejak awal Juli tahun lalu, tepat sebulan sebelum peraturan WFH berlaku di tempatnya bekerja.
Alhasil, Ia tak sempat banyak bertemu dan ngobrol bersama rekan kerjanya. Semua perkara tatap muka berlangsung secara daring sekian lama, hingga akhirnya ia merasa terbiasa.
Namun rasa resahnya tak cuma mengakar pada canggungnya interaksi di kantor nanti. Ryan juga khawatir dengan kemungkinan terinfeksi covid. Sebagai seorang perantau yang tinggal sendiri, ia tentu akan kewalahan jika harus bekerja dan mengurus kesehatan diri secara mandiri.
“Soalnya nggak semua orang rajin cuci tangan dan pakai masker, terutama pas jam makan,” ujar Ryan. “Belum lagi risiko ketemu orang yang nggak mau divaksin!”
Semua harus adaptasi
Ryan tentu nggak sendirian. Banyak orang merasakan keresahan yang sama, meski alasannya berbeda-beda.
Ada pegawai restoran yang resah karena kesulitan menjaga kerumunan sambil sibuk menjaga kerumunan. Ada ibu yang baru melahirkan dan takut terjangkit virus dan menularkannya bayi kecilnya. Ada pula penderita gangguan kecemasan yang takut kembali ke rutinitas normal karena mereka nggak keep contact dengan orang-orang terdekat selama aktivitas publik dibatasi. Rasa gelisah pasca lockdown ini tentu wajar dan valid.
“Yang terpenting adalah mengingat bahwa kamu tidak sendirian, dan merasa nyaman dengan gaya hidup yang kamu jalani,” jelas Dr Punam Krishan, dokter dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris.
“Gunakan waktu ini untuk memikirkan gaya hidupmu dan mengambil pilihan hidup yang lebih sehat selama kamu bisa. Berbanggalah atas pencapaian yang kamu miliki, masa sulit ini dihadapi kebanyakan orang, dan akan ada saatnya kamu mendapatkan semangatmu kembali, karena itu perlakukan dirimu sendiri dengan baik.”
Menghadapi post-lockdown anxiety
Lebih lanjut, juga menyatakan bahwa menjalin kembali komunikasi dengan orang terdekat akan membantu meringankan post-lockdown anxiety; karena kemungkinan besar mereka juga merasakan keresahan yang sama. Karena itu, penting buat kita untuk menunjukan semangat solidaritas dan mendukung satu sama lain.
“Kenali gejala kegelisahan yang kamu rasakan – tanya dirimu sendiri tiap pagi, atau tulis di sebuah jurnal, ‘apa yang aku rasakan? Seperti apa energiku hari ini?’ Jika kamu selalu merasa suasana hatimu selalu buruk, kamu gampang resah, khawatir, cemas dan lelah tiap waktu, maka kamu harus melakukan sesuatu.”
“Ciptakan rutinitas yang realistis dan tujuan yang kamu bisa capai setiap hari. Sisihkan waktu untuk kembali mulai aktivitas di luar dan selalu ingat untuk mengabil kendali atas apa yang kamu nyaman lakukan.”
Berikut beberapa tips yang bisa lo terapkan jika lo merasakan post-lockdown anxiety!
- Plan ahead
Setelah lama di rumah, kembali beraktivitas normal tentu terasa aneh. Karena itu, penting buat lo untuk membuat rencana.
Take things step by step, and set your boundaries.
Kalo lo merasa nggak nyaman menggunakan transportasi umum, coba pertimbangkan moda transportasi lain. Kalo lo merasa khawatir dengan bekerja di kantor, coba hubungi atasan untuk minta solusi bersama. Just remember to take problem-solving approach!
- Pahami kebutuhan pribadi
Look after your wellbeing, baik fisik maupun mental.
Selain makan sehat dan olah raga, lo juga bisa mulai membiasakan diri membuat jurnal supaya lo bisa memahami emosi diri lebih baik. Allow every feeling, but dont let it consume you.
- Mulai dari hal kecil
Nggak ada peraturan pasti soal adaptasi mengingat proses semua orang pasti berbeda.
Karena itu, beradaptasilah dengan pelan-pelan, dari hal-hal yang kecil.
Just go at your own pace and don’t compare your experience to anyone else’s.
- Buka saluran komunikasi
Punya temen yang bisa bikin kalian nyaman ngobrol tentu akan bikin proses adaptasi jadi lebih mudah. Kemungkinan besar, mereka juga merasakan rasa resah yang sama.
Jika lo nggak nyaman ngobrol sama temen, consider seeking professional support.