Review produk sering kali memberikan informasi yang dibutuhkan calon pembeli

Review produk pastinya menjadi salah satu genre favorit di portal YouTube. Pasalnya lewat video review dari para content creator, netizen mendapatkan banyak informasi tentang sebuah produk.

Bahkan tidak jarang menjadi salah satu faktor untuk meyakinkan sebelum membeli produk tertentu. Jadi bisa dikatakan bahwa review produk memiliki peran dalam ‘promosi’ sebuah produk.

Viral di sosial media, sebuah brand meminta video review untuk di take down

Kemarin (Kamis, 28 Januari), warga Twitter dihebohkan dengan curhat seorang reviewer di YouTube yang mengaku dikirim surat oleh brand yang produknya di review.

Bukan surat permohonan kerjasama, melainkan sebuah permintaan untuk bisa “menurunkan” video yang sudah tayang di YouTube.

Hello (menyebut brand), jujur saya kaget dapat surat begini dari Anda,” tulis akun @duniadian sembari menyematkan foto surat resmi dari brand tersebut.

Mengaku tidak diendorse alias dibayar untuk melakukan review produk tersebut, Dian Widiyanarko dibuat kesal atas poin-poin keberatan yang disampaikan pihak brand.

Adapun dalam surat tersebut ada 3 poin yang disampaikan. Pertama soal kualitas video yang disebut kurang bagus dan disebut membuat produk terlihat berbeda. Sementara poin dua dan tiga membahas soal suara noise dan lokasi penggambilan gambar.

Seperti tertulis disurat tersebut, pihak brand kemudian meminta agar video dapat diperbaiki atau dihapus dari channel YouTube.

Meski demikian, sang pemilik video enggan untuk mengabulkan permintaan perbaikan atau penghapusan video dari kanal YouTubenya. “Ya maaf kalau gak sempurna karena saya youtuber kaki lima belum bintang lima yang alatnya cinematik. Malah seharusnya anda berterima kasih, dapat promosi gratis ke 37ribu subscribers. Wong videonya tonenya positif ,” tulisnya.

Bahkan pria yang mengaku konsumer setia produk tersebut tidak akan lagi membeli produk mereka dan tidak akan melakukan review di channelnya lagi.

Seperti dilansir Kumparan, curhatan kekesalan Dian kemudian mendapatkan respon langsung dari Eiger, brand tersebut lewat sang CEO Ronny Lukito. Dia mengakui bahwa surat keberatan yang diterima adalah benar berasal dari perusahannya. Ronny kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada sang reviewer dan publik.

Atas nama perusahaan PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI), sebagai perusahaan yang menaungi merk EIGER Adventure, dengan rendah hati kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat atas masalah yang terjadi”.

Brand lokal lain juga mengirimkan surat serupa, tapi isinya berbeda

Momentum yang disebutkan sebagai Bad PR dari Eiger kemudian dimanfaatkan oleh brand lokal lain. Salah satunya adalah kompetitor mereka, Arei Outdoor Wear yang mengeluarkan surat dengan format serupa namun isi pesannya sangat jauh berbeda.

Seolah tidak ingin ketinggalan, beberapa brand lokal lainnya juga ikut-ikutan membuat surat serupa. Mereka berbondong-bondong memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk bisa memberikan review produk mereka.

IMO, harusnya sih kalau isinya enggak ngejelekin brand kenapa harus minta di take down? Toh enggak dibayar juga untuk melakukan review.