Ajukan kebangkrutan ke pengadilan
Revlon mengajukan kebangkrutan ke pengadilan karena adanya masalah terkait gangguan di rantai pasokan yang mendorong kenaikan biaya bahan baku.
Perusahaan kosmetik tersebut juga telah kehilangan beberapa ruang rak di toko-toko karena brand startup ciptaan selebriti papan atas seperti Kylie Jenner dan Rihanna.
Banyaknya brand kosmetik baru menjadi salah satu alasan Revlon mengajukan kebangkrutan, serta bahan-bahan menjadi lebih sulit untuk didapatkan.
Pada saat yang sama, vendor juga menuntut dilakukannya pembayaran sebelum pesanan baru dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Kekurangan tenaga kerja dan inflasi juga memperburuk situasi perusahaan kosmetik itu.
“Dengan kekurangan bahan yang diperlukan di seluruh perusahaan, persaingan untuk bahan yang tersedia sangat ketat,” kata Kepala Restrukturasi Revlon, Robert Caruso.
Pandemi ternyata jadi pengaruh besar
Ternyata, salah satu hal yang menyebabkan kebangkrutan adalah pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan pengiriman kapal yang menjadi lebih lama sejak 2020 lalu.
Konflik Rusia-Ukraina juga menambah gangguan rantau pasokan tahun 2022.
Saham perusahaan tersebut turun sebesar 44% dan mengajukan kebangkurtan sebelum ditutup turun sebesar 13%.
Penjualan yang turun setiap tahun
Perusahaan kosmetik asal Amerika Serikat tersebut juga menyatakan kebangkrutan karena nilai penjualan yang terus turun tiap tahunnya.
Selama bertahun-tahun, penjualan Revlon tersendat dan turun hingga 22% pada 2021.
Mereka juga sempat menjadi berita utama sekitar dua tahun yang lalu saat Citigroup Inc secara tidak sengaja mengirimkan hampir 900 juta AS Dollar, atau Rp13 trilun, dari uangnya sendiri kepada pemberi pinjaman Revlon.
What do you think? Let us know!
-
Kenapa Kita Percaya Zodiac dan Kenapa Kita Suka Nge-cancel Sign Tertentu
-
Kecanduan Sabu, Ular Piton Jalani Rehabilitasi
-
Tom Hardy Konfirmasi Kehadiran “Venom 3”
Top image via Instagram/revlon