Dunia kerja ternyata bikin kita kehilangan selera humor
Memasuki dunia kerja ternyata berpengaruh pada selera humor kita.
Hal ini terungkap berkat penelitian dua akademisi sekolah bisnis Universitas Standford di California.
Menurut studi tersebut, frekuensi tertawa atau tersenyum orang dewasa mulai menurun di usia 23 tahun.
Baca juga: Indonesia Dinobatkan Sebagai Negara Paling Santai di Dunia
Hasil riset dari 166 negara
Kedua peneliti tersebut adalah profesir psikologi di Stanford Graduate School of Business, Jennifer Aaker dan dosen Naomi Bagdonas.
Dalam uraiannya di buku “Humour, Seriously,” keduanya menyebut bahwa penelitian ini melibatkan 1,4 juta orang dari 166 negara untuk mengukur berapa kali mereka tertawa atau tersenyum atau tertawa dalam sehari.
Hasil pebelitian tersebut menyebut bahwa orang dewasa mulai jarang tersenyum dan tertawa di usia 23 tahun, usia orang dewasa memasuki dunia kerja.
Pada tahun 1950-an, orang dewasa bisa tertawa 18 menit sehari. Namu sekarang orang dewasa hanya tertawa tak lebih dari enam menit dalam sehari.
Para peneliti juga menyebut bahwa tawa bisa memicu kebahagiaan jika dilakukan 15 kali sehari. Namun orang dewasa di berbagai negara hanya tertawa rata-tara 7,2 kali per hari.
Sebanyak 66 persen orang dewasa mengaku kesulitan tertawa karena sejumlah alasan; mulai dari masalah uang, cuaca buruk, pekerjaan hingga keluarga.
“Kita tumbuh dewasa, memasuki dunia kerja, dan tiba-tiba menjadi ‘orang yang serius dan penting’, menukar tawa dengan dasi dan celana panjang,” kata penulis seperti dilansir The Times.
Baca juga: Anak-Anak Main Game Maksimal 3 Jam Seminggu, China Atasi Kecanduan
Humor kurang dimanfaatkan di dunia kerja
Lebih lanjut, kedua peneliti tersebut juga menuturkan bahwa humor kurang dimanfaatkan di dunia kerja.
Hal ini patut disayangkan, pasalnya humor punya peran penting di tempat kerja. Bahkan jika digunakan dengan benar, humor bisa jadi “kekuatan super” perusahaan.
-
Kancut Bekas Michael Jordan Dilelang
-
Alumni Universitas Brawijaya Jadi Ahli Perkebunan Taman Kota New York, Digaji Rp30 Juta per Bulan
-
Kenalan dengan Hisao Inagaki, Konjen Jepang di AS yang Terobsesi Bikin Burung Bangau Kertas Selama Setahun
- Quarter Life Crisis, Kecemasan di Usia Dewasa yang Bikin Galau