Efek rotasi Bumi melambat dari waktu ke waktu sejak terbentuk 4,5 miliar tahun lalu disebut para ahli memiliki beberapa kemungkinan.
Salah satunya adalah panjang di satu hari di Bumi menjadi semakin lama. Berdasarkan catatan fosil 1,4 miliar tahun lalu, satu hari di Bumi hanya 18 jam. Sementara itu, 70 juta tahun lalu panjang hari di Bumi hanya 1,5 jam lebih pendek dari saat ini.
Bumi melambat berlangsung perlahan, manusia tidak terlalu merasakannya
Bukti-bukti menunjukan satu hari di Bumi bertambah 1,8 milisekon dalam 100 tahun. Hal itu membuat perlambatan rotasi yang berlangsung perlahan ini tidak terasa bagi manusia.
Sehingga, digunakan jam atom untuk dapat menghitung waktu lebih akurat dan tidak terpengaruh rotasi Bumi. Jam itu menunjukan satu haru di Bumi bertambah 1,7 milisekon dibanding 100 tahun lalu.
Kendati demikian, menurutt Nasal Observatory Amerika Serikat yang melakukan pengamatan sejak 1973 sampai 2008 menyebut perlambatan bumi tidak konstan.
Perubahan rotasi bervariasi antara 4 milisekon sampai minus 1 milisekon. Bahkan angka negatif menunjukan rotasi Bumi berputar makin cepat.
Efek perlambatan
1. Ledakan jumlah oksigen di atmosfer
Peneliti menemukan efek perlambatan rotasi Bumi berkaitan dengan penambahan kadar oksigen di atmosfer 2,4 miliar tahun lalu.
Ahli mikrobiologi Gregory Dick dari Universitas Michigan menjelaskan, hal ini terjadi karenan siang hari lebih panjang. Dengan deminikan mahlkuk berklorofil bisa memproduksi lebih banyak oksigen, terutama cyantobacteria.
Akibat lonjakan alga hijau-biru, terjadilah Peristiwa Oksidasi Hebat. Kehadiran mereka membuat atmosfer Bumi mengalami peningkatan O2 yang luar biasa.
2. Makin sering terjadi gempa besar
Para ilmuwan memprediksi bahwa 2018, aktivitas seismik Bumi dengan gempa bumi bermagnitudo besar semakin sering terjadi.
Pengingkatan itu akan terjadi di seluruh dunia, terutama daerah tropis. Pengingkatan frekuensi guncangan sendiri diyakini terjadi karena perubahan kecepatan rotasi Bumi.
Hubungan erat antara meningkatnya magnitude guncangan dan aktivitas seismik Bumi dengan kecepatan rotasi Bumi diteliti oleh Roger Bilham of the University Colorado dan Rebecca Benedick of the University Montana.
Kedua ilmuwan telah merekam seluruh gempa bumi dengan magnitude 7 Skala Ricther atau lebih besar sejak 1900. Mereka menemukan bahwa gempa lebih sering terjadi ketika kecepatan rotasi Bumi berubah.
Selain itu rotasi Bumi melambat signifikan secara periodik dalam lima tahun sekali selama satu setenghah abad terakhir. Pada periode tersebut frekuensi gempa Bumi meningkat lebih sering dan dashyat.
Sayangnya, sulit untuk memprediksi di mana gempa hebat akan terjadi. Kendati demikian, Bilham mengatakan bahwa mereka menemukan sebagian besar gempa hebat akan terjadi di dekat khatulistiwa.
3. Terjadi lompatan detik pada 2015
Peristiwa aneh terjadi pada 1 Juli 2015, kala itu terdapat penambahan 1 detik dari waktu satu hari. Di mana seharusnya 23 jam 59 menit 59 detik menjadi 23 jam 59 menit dan 60 detik.
Sejak awal 2015, Internationa Earth Rotation and Refrences System Services (IERS) sudah mengumumkan bahwa tahun itu akan memiliki waktu 1 detik lebih lama dari 2014.
Untuk mendapatkan waktu yang sesuai dengan gerakan Bumi, maka satu detik ekstra ditambahkan secara berkala pada Universal Time Coordinated (UTC) sebagai patokan standar waktu dunia.
Terkahir, lompatan detik terjadi pada 31 Desember 2016. Biasa lompatan detik terjadi setiap akhir Juni atau Desember.
Sejak 1972, lompatan detik telah ditambahkan sebanyak 27 kali seperti dilaporkan Earth Sky.