Bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Jakarta mencapai 45%
Sepertinya Jakarta dalam kondisi yang lumayan mengkhawatirkan, karena warga mulai susah mencari rumah sakit yang tersedia.
Kantor Staf Presiden (KSP) mengaku sudah menerima laporan dari masyarakat yang mulai kesusahan mencari rumah sakit, karena bed occupancy rate mencapai 45 persen.
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo menjelaskan tingkat keterisian tempat tidur, alias BOR di Jakarta sudah meningkat.
“KSP sudah mulai menerima laporan warga yang kesulitan mencari rumah sakit,” kata Abraham pada 27 Januari, melansir CNBC.
Seharusnya utamakan pasien sakit berat
Menurut Abraham, keterisian tempat tidur rumah sakti di Jakarta saat ini malah dominan dengan pasien Covid-19 yang gejalanya ringan, bahlan tanpa gejala.
Padahal, seharusnya masyarakat dan rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang sakit berat, lansia, dan juga komorbid.
Ia mengimbau masyarakat yang terpapar Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan, untuk memanfaatkan isolasi mandiri (isoman) dan telemedicine.
Dengan begitu, Abraham memastikan hingga kini ketersediaan tempat tidur masih mencukupi.
Masyarakat tak perlu panik?
Walau BOR rumah sakit untuk pasien Covid-19 varian Omicron mulai meningkat, ia memastikan ketersediaannya masih cukup.
“Masyarakat tidak perlu panik, apalagi WHO menyebut varian Omicron lebih ringan ketimbang delta. Yang penting waspada proporsional,” ujarnya.
Menurut Abraham, konversi tempat tidur untuk pasien Covid-19 terus dilakukan. Selain itu, stok obat-obatan di RS juga sudah Kementerian Kesehtan distribusikan.
Selain itu, pemerintah pun sudah menyiapkan obat-obatan untuk tiga bulan ke depan. Di antaranya, ada Oseltamivir, Favipiracir, Remdesivir, Azythromycin, dan Multivitamin.
—
Baca juga: