Saat pandemi jadi waktu yang pas untuk para peneliti
Saat pandemi memang membawa kerugian bagi manusia. Tapi, lain cerita bagi para hewan-hewan, dalam hal ini, paus. Kala pandemi ini, aktivitas lalu lintas kapal di laut jauh berkurang sehingga hewan-hewan laut, termasuk para paus.
Di Skandinavia Utara, di pinggiran area hunian manusia, lalu lintas kapal jauh berkurang akibat pandemi Covid-19. Bahkan, hampir semua kapal pesiar berhenti di pelabuhan. Hal ini mengakibatkan lautan jadi makin tenang.
Melansid DW, kesempatan yang sangat jarang terjadi ini jadi peluang emas bagi para peneliti untuk lebih memahami lautan dengan baik. Seorang ilmuwan Geir Johnson dan para mahasiswanya meneliti tentang polusi cahaya dan polusi suara di laut.
Efek kesunyian bagi hewan laut
Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa pandemi ini memiliki efek yang tampak jelas di Fyord Trondheim. Geir Johnson dari Universitas Trondheim bercerita:
“Aku baru saja melihat dua-tiga ekor paus jenis paus pilot,” katanya.
Walaupun itu bukan hasil penelitian ilmiahnya, yang jelas ini adalah hal yang belum pernah ia saksikan sebelumnya. Pasalnya, bagaimana bisa paus pilot berenang begitu dekat dengan perkotaan?
Kemungkinan besar ini terjadi karena kebisingan di dalam laut jauh mereda. Padahal sebelum masa pandemi, para wisatawan yang datang pun terus menantikan paus yang kian hari makin jarang terlihat. Mereka bersembunyi karena ramai dan bisingnya laut.
Kesunyian ini terakhir ada ratusan tahun yang lalu
Rekan-rekan Geir menempatkan mikrofon bawah laut di Samudera Atlantik dan Laut Utara. Sejak saat pandemi, kebisingan di beberapa tempat berkurang hingga 25 persen. Kesunyian seperti ini terjadi terakhir kali sekitar 150 tahun yang lalu di kawasan itu.
Walaupun sekarang aktivitas kapal dan manusia mulai meningkat lagi, setidaknya, selama berbulanbulan aktivitas itu sempat hilang.
Sepertinya, jeda kesunyian itu membawa berkah tersendiri untuk para makhluk laut.
—
Baca juga: