‘Pernyataan tersebut datang dari seorang virolog asal Belgia.’
Marc Van Rast, seorang virolog asal Belgia baru saja menyampaikan sebuah pendapat yang dia yakini dan pendapat tersebut berkaitan soal potensi penularan virus corona.
Dirinya menyebutkan bahwa berjabat tangan memiliki potensi penularan virus corona yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan berpelukan. Pernyataan tersebut datang tidak lama setelah pemerintah Belgia megumumkan pelonggaran lockdown pada hari Senin, 8 Juni 2020.
Bukan berarti bisa memeluk semua orang
Seperti dikutip dari New York Post, Marc Van Rast mengingatkan pada semua pihak bahwa bukan berarti seseorang bisa memeluk orang lain tanpa menghindari resiko penularan yang bisa terjadi.
Dirinya meminta semua orang agar justru menjadi lebih selektif sebelum mememutuskan untuk memeluk seseorang dan sebaiknya hanya untuk orang-orang terdekat saja.
Van Rast juga menganjurkan setiap orang untuk selalu memelihara pelukan bagi orang-orang terdekat.
Salam siku masih menjadi cara bersapa ter-aman
Beda lagi dengan pernyataan virolog asal Belgia tersebut, Jerome Adams, seorang ahli bedah umum asal Amerika Serikat justru mengklaim bahwa salam ‘siku‘ sampai dengan saat ini masih merupakan tata cara bersapa paling aman.
Namun teori Jerome Adams justru ditentang oleh World Health Organization (WHO) karena dinilai berlawanan dengan aturan jarak batas aman yang sudah ditetapkan yaitu satu sampai dua meter.
Jadi mana yang benar?
Sampai dengan saat ini metode paling aman adalah dengan melambaikan gestur hai dan menghindari kontak dekat dengan orang lain. Kedua cara tersebut bisa dibilang sebagai cara efektif untuk bisa meminimalisir penularan virus corona.
Cara lain yang tidak boleh dilupakan adalah menggunakan masker, rutin membersikan benda-benda di sekitar dengan cairan disinfektan, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
Source : Detik.com
—
Stay safe everyone, keep your mask on!