Mendapat kecaman
Larangan salon kecantikan untuk beroperasi disebut membatasi peran perempuan dalam segala aspek.
Keputusan itu juga menghadirkan kecaman dari berbagai pihak.
Perempuan Afghanistan dan kelompok pemerhati HAM menyebut Taliban ‘mengisolasi’ peran perempuan.
“Taliban tidak memandang perempuan sebagai manusia tapi sebagai komoditas, barang yang bisa dimiliki, dan ditindas,” kata perempuan Afghanistan sekaligus aktivis yang telah mengungsi di Turki, Jamila Afghan, seperti dikutip The Straits Times.
Baca juga: Bali Mundur sebagai Tuan Rumah, World Beach Games Tahun Ini Batal Digelar
Salon kecantikan harus berhenti beroperasi
FYI, keputusan penutupan salon kecantikan sendiri diambil Taliban yang kini memimpin pemerintahan di Afghanistan.
Faktanya, Minstry of Vice and Virtue (Kementerian Pengwas Moral) di sana memaksa ratusan salon kecantikan untuk tutup, terutama yang dikelola oleh wanita.
Adapun larangan ini berdampak pada ribuan penata rias wajah.
Baca juga: DKI Jakarta Pakai AI di 20 Simpang Jalan, Total Dana yang Dihabiskan Capai Rp78 M!
Bukan kali pertama lakukan pelarangan
Sebelum akhirnya melarang salon kecantikan, Taliban juga sudah menetapkan berbagai ‘batasan’ bagi perempuan.
Sebut saja larangan bekerja, sekolah, kuliah, serta aturan dalam berpakaian.
Kelompok tersebut bahkan melarang wanita untuk pergi ke gym.
Top image by Wakil KOHSAR / AFP
—
Let us know your thoughts!
-
Pemandangan Alam Indonesia Dicomot Jadi Materi Video Promosi Filipina!
-
Nama Ketut Terancam Punah di Bali, Program KB Jadi Biang Kerok?
-
Tersedot Mesin Pesawat, Seorang Petugas Bandara Meninggal Dunia