Seekor harimau Sumatera koleksi Medan Zoo dinyatakan mati

Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan, Sumatera Utara mengumumkan bahwa seekor harimau Sumatera koleksi Medan Zoo dinyatakan mati.

Setelah melakukan pemeriksaan, kematian dari harimau Sumatera berjenis kelamin betina tersebut dinyatakan karena sakit.

‘Si Manis’ mati di dalam kandang

Petugas kesehatan hewan di Medan Zoo drh Muhammad Syah menjelaskan harimau Sumatera bernama ‘Si Manis’ itu mati di dalam kandang.

Estimasi kematian dari salah satu koleksi harimau milik Medan Zoo tersebut diperkirakan terjadi pada Jumat, 20 September 2024 pukul 16.30 WIB.

“Harimau Sumatra bernama Si Manis mati di dalam kandangnya di Medan Zoo pada Jumat (20/9) pukul 16.30 WIB,” kata drh Muhammad Syah di Medan dilansir dari Antara, Selasa, 24 September 2024.

Kondisi memprihatinkan: bagian hati ada benjolan isi cairan, jantung dan ginjal alami penebalan

Berdasarkan hasil nekropsi yang dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara, harimau Sumatera di Medan Zoo itu mati karena mengalami masalah pada organ penting seperti hati, jantung, dan ginjal.

Masalah yang dialami oleh organ-organ penting tersebut disebut sudah parah.

Kondisi kesehatan Si Manis sangat memprihatinkan, pada bagian hati terdapat benjolan berisi cairan, sementara pada bagian jantung dan ginjal mengalami penebalan.

“Cukup parah (keadaan Si Manis), terjadi benjolan berisi cairan pada hatinya. Jantungnya juga mengalami penebalan, dan begitu juga pada ginjal,” ujar drh Muhammad Syah.

Mamalia yang diklasifikasikan sebagai satawa kritis yang terancam punah

drh Muhammad Syah menjelaskan jika mamalia tersebut masuk ke dalam golongan genus Panthera.

Panthera sendiri merupakan salah satu genus dalam famili Felidae (kucing-kucingan) yang pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Lorenz Oken pada 1816.

Si Manis dilaporkan mempunyai ciri loreng yang khas pada bulunya dan diketahui berusia 23 tahun.

Harimau Sumatera adalah satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup.

Panthera tigris sumatrae ini masuk ke dalam klasifikasi satawa kritis yang terancam punah.

Pada tahun 2017 saja, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) melaporkan populasi harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor yang tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan.


Let uss know your thoughts!