Tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Terdapat makna yang mendalam bagi sejarah bangsa ini dalam isi Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928.
Dilansri dari Tirto.id, Sumpah Pemuda di cetuskan dalam kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober, dimana dua tahun sebelumnya diungkapkan oleh Sudiyo melalui buku Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda (1989) dijadikan telah dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926.
Dikutip dari buku Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah pemuda, tujuan Kongres Pemuda i adalah untuk mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal, dengan membentuk sebuah badan sentra yakni:
Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia. Kedua, demi menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air.
Setelah Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran masih adanya perbedaan pandangan. Kemudian beberapa pertemuan demi pertemuan diadakan demi menemukan kesatuan pemikiran. Yang akhirnya disepakati sebagai Kongres Pemuda II yang segera dilaksanakan.
Lahirnya Sumpah Pemuda
Lahirnya Sumpah Pemuda bermula pada Kongres Pemuda II yang dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia.
Hari pertama, kongres diadakan di Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongre di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java.
Tujuannya Kongres Pemuda II antara lain:
- Melahirkan Cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia
- Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia
- Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.
Kongres juga diikut oleh perserta dari kongres pertama termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islameiten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Kathlikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi dan Sekar Rukun.
Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie.
Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai berikut:
Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemuda Kaum Betawi)
Bahkan W.R Supratman hadir dan memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda II dengan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertama kalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang merupakan putri dari Haji Agus Salim.
Makna dari Isi Sumpah Pemuda
Setelah digelarnya Kongres Pemuda II selama 2 hari, pada28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Makna tersebut berupa peristiwa bersejarah yang mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaa yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”
Image Source: [Sejarahlengkap]