Sekolah animasi di Kudus alias SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus Jawa Tengah tenyata berhasil membuat animasi yang go internasional lewat siswanya.
Adapun hal tersebut tidak terlepas dari berbagai ‘breakthrough’ yang dilakukan oleh SMK asal kota Kretek tersebut.
Dilansir dari Detik.com, Rico Andriansyah selaku Kepala Prodi Animasi SMK RUS Kudus menjelaskan program yang dinamai “Teaching Factory” menjadi salah satunya.
“Yang membedakan kita jalannya seperti ini, bisa langsung lulus, bikin film seperti itu karena memang kita melibatkan orang industri di dalam sekolah,” tuturnya.
Film buatan sekolah animasi di Kudus curi perhatian dunia
Sebagaimana diketahui salah satu film animasi karya mereka berhasil mencuri perhatian internasional.
Lewat “Unstring Your Heart” beberapa penghargaan didapatkan, mulai dari berbagai nominasi di The 20th Kansas International Film Festival 2020, Canberra Short Film Festival 2019, Pune Short Film Festival 2019.
Selain itu, karya tersebut juga berhasil menjadi pemenang di ajang HelloFest tahun 2019. Menariknya, belum lama ini video musik animasi karya siswa SMK RUS “Sabda Alam” sempat viral.
Dalam waktu sebulan, film animasi itu berhasil mendapatkan lebih dari tiga juga penonton. Selain itu, Sabda Alam juga tampil dalam Balinale Internasional Film Festival 2021.
Teaching Factory jadi kunci sukses
Menurut Rico, prestasi membanggakan itu tidak lepas dari jurusan animasi di SMK RUS yang sudah ada sejak 2015 silam.
Dari situ SMK RUS terus melaksanakan pembelajaraan kejuruan tentang animasi. “Kalau jurusan animasi sudah ada sejak 2015. Kelas pertama 2014 itu menyusun kurikulum, merancang dan menuntukan jurusan apa,” tuturnya.
Bukan hanya fokus pada kurikulum, SMK RUS juga bekerjasama dengan industri animasi yang dinamai ‘teaching factory’. Di mana itu merupakan perpaduan pengelolaan antara perusahaan industri dan guru di sekolah.
“Teaching Factory, itu seperti perusahaan di dalam sekolah, yang mengelola dari perusahaan industri dan dari sekolah. Orang-orang yang berpengalaman dari industri dan guru-guru di sekolah. Karena orang industri menetap di sini, kita gaji dari pendapatan Teaching Factory, kita sebagai mentor tetap di sini,” lanjut Rico.
“Dari mentor itu yang menjadi quality control, sehingga anak-anak mengajarkan suatu karya, yang memberikan penilaian bahwa ini layak apa tidak saat dipublish dari orang-orang industri bersama guru-guru itu tadi.”
-
Film Animasi Pendek El Empleo, Prediksi ‘Dunia Kerja’ Masa Depan?
-
Vaksinasi Covid-19 10 Kali Dalam Sehari, Pria Ini Bahkan Rela Bayar Jatah Orang Lain!
-
Samsak Tinju ‘Hidup’ Jadi Cara Pria Ini Dapat Pemasukan!