Stay 👏 at 👏 home!
Nggak cuma di Indonesia, penyebaran virus Corona tentunya juga terjadi di Malaysia. Bahkan jumlah pengidap virus Corona di Negeri Jiran tersebut sudah mencapai 900 orang.
Untuk menekan penyebaran virus Corona, pemerintah Malaysia pun meminta warganya untuk membatasi pergerakan. Sayangnya perintah tersebut nggak didengerin.
Hal ini pun mendorong pemerintah Malaysia untuk mengerahkan militer untuk membantu polisi mengontrol pergerakan masyarakat. Hal ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 22 Maret mendatang.
Walaupun siap mengerahkan militer, Menteri Senior yang juga Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob menjelaskan bahwa ia masih yakin kekuatan polisi masih mencukupi untuk membatasi pergerakan masyarakat.
“Ketiga cabang militer, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, akan terlibat dalam upaya tersebut,” kata kepala pasukan pertahanan Malaysia, dilansir dari Channel News Asia, Jumat 20 Maret 2020.
“Sampai sekarang, saya percaya itu tidak perlu. Tapi, jika tidak ada pilihan dan tingkat kepatuhan tetap hanya 60% hingga 70%, ada kemungkinan besar pasukan militer dimobilisasi,” katanya dalam konferensi pers.
Ektrem? Mungkin iya. Tapi langkah ini terbilang masuk akal.
Per tanggal 18 Maret lalu, kasus COVID-19 di Malaysia melonjak tajam dari 41 kasus menjadi 800 kasus hanya dalam waktu 4 hari.
Kuat diduga, kenaikan ini terjadi karena adanya gelaran tabligh akbar yang diadakan pada akhir bulan lalu, dimana seenggaknya 16 ribu warga Malaysia berkumpul dan berkontak dengan satu sama lain.
Saat ini, pengidap virus Corona di Malaysia udah mencapai 900 orang. Dua belas di antaranya warga Indonesia, sementara dua orang dilaporkan meninggal dunia.
Dengan adanya pengerahan militer, kontak antara warga dan penyebaran Covid-19 pun bisa berkurang.
Apakah hal ini juga perlu ditiru di Indonesia? Tell us in the comments!