Seorang cowok asal Malaysia bernama Mohammad Afiq Ismail baru – baru ini dibicarakan di media sosial karena prestasinya yang membanggakan.
Dilansir dari World of Buzz, Dirinya berhasil lulus dari jurusan Akuntansi dan Keuangan, Universitas Essex, Inggris, dengan gelar First Class Honours.
First Class Honours merupakan nilai tertinggi yang bisa dicapai dari gelar honours, yang setara dengan nilai A atau skor 70. Gelar ini bisa dicapai dengan kerja keras untuk mendapatkan nilai tinggi di jurusan yang diambil.
Namun ternyata, Afiq dulu sempat dikeluarkan dari sekolah menengah karena nilainya yang nggak mencukupi syarat.
“My name is Afiq. I’m that guy whose story went viral, where I worked as a cleaner in the UK, to pay for my parents'…
Posted by Humans of Kuala Lumpur on Tuesday, August 20, 2019
Melalui akun Facebook, Humans of Kuala Lumpur, dirinya menceritakan sempat dikelaurkan dari sekolah sebelumnya, sekarang dirinya menjadi orang pertama di kampung halamannya yang pernah belajar di Inggris.
“Aku tak berhasil dengan baik saat ujian dan dikeluarkan dari sekolah sebelumnya, tetapi sekarang, aku menjadi yang pertama di kampungku yang pernah belajar di Inggris, dan lulus dari University of Essex dengan gelar First Class Honors untuk jurusan Akuntansi dan Keuangan,” ujar Afiq dalam wawancara dengan Humans of Kuala Lumpur.
Saat dikeluarkan dari sekolahnya tersebut, sang ibu berusaha keras menyekolahkan anaknya tersebut, sampai akhirnya bisa masuk di sekolah Akuntansi. Teman-temannya banyak yang meremehkannya karena nilainya yang jelek, ia bersikeras nggak menyerah dan berusaha keras dalam bidang Akuntansi yang membuatnya berhasil lulus dengan nilai memuaskan. Dirinya pun ditawari beasiswa untuk kuliah di Inggris. Awalnya dirinya sempat menolak untuk membantu orang tuanya dirumah, namun sang ayah bersikeras dan memaksa agar anaknya melanjutkan kuliah. Alhasil dirinya masuk di Universitas of Essex.
Dirinya pun berkerja sambilan sebagai “petugas kebersihan untuk memperoleh uang tambahan.
“Hariku dimulai pukul 4 pagi. Lalu aku bersepeda ke kampus, dan mulai bekerja jam 5 pagi. Aku harus menggosok lantai, mengatur ulang kursi, membersihkan meja, dan kemudian membersihkan toilet,” ujarnya.
Dari penghasilannya tersebut, kini ia bisa membeli barang-barang yang dinginkan. Ia bahkan menabung untuk dapat membelikan tiket kedua orangtuanya agar bisa datang saat wisuda.
“Ini adalah pertama kalinya mereka naik pesawat dan bepergian ke luar Malaysia, dan aku tahu itu akan sangat berarti bagi mereka untuk bisa datang di wisudaku. Aku tak akan akan berada di sini hari ini tanpa mereka,” tutupnya.
Selamat Afiq atas keberhasilan mu!