Masyarakat Indonesia disebut masuki situasi pandemic fatigue setelah setahun pandemi

Pandemi belum menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir hingga banyak penyesuaian dan adaptasi yang mesti dilakukan. Tak melulu berjalan mulus, banyak yang mengalami pandemic fatigue, atau jenuh dan lelah akan perubahan situasi.

Indira Yasmine, Sosiolog dari Universitas Indonesia menjelaskan bagaimana pandemic fatigue ini terjadi.

“Kalau kita ngomongin berapa lama kita bertahan, ada satu titik di mana kita jenuh terhadap perubahan-perubahan yang diminta untuk dilakukan. Itu yang disebut pandemic fatigue,” Kata Indira.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengartikan pandemic fatigue ini sebagai kejenuhan terhadap pandemi. Orang-orang merasa jenuh untuk melakukan hal yang perlu dilakukan selama pandemi masih ada.

Akibatnya, orang-orang jadi gak konsisten dan mulai lalai dengan protokol. Kemudian timbul rasa takut dan patuh lagi.

Baca juga: Dzaki Sukarno Harumkan Nama Bangsa di American Idol 2021, Walau Harus Gugur

Protokol kesehatan sulit dipertahankan karena di Indonesia

Menurut Daisy, Indonesia memasuki gelombang pandemic fatigue ini karena protokol sulit untuk masyarakat Indonesia pertahankan. Masyarakat Indonesia cenderung lebih memerdulikan relasi keluarga dan kegembiraan, dibanding protokol itu sendiri.

Siapapun bisa mengalami kondisi ini karena terpengaruh emosi, pengalaman, dan persepsi selama proses adaptasi.

Contohnya ketika orang-orang menaati peraturan dengan ketat pas ada yang terpapar COVID-19. Sementara, ketika belum ada yang terpapar, orang-orang cenderung longgar melaksanakan protokol.

Kondisi ini udah terprediksi oleh WHO, apalagi krisis kesehatan publik yang semakin berlarut.

Baca juga: Zangrandi Surabaya Tutup? Sementara Atau Permanen? Ini Faktanya!

Lalu, bagaimana mengatasi pandemic fatigue?

Penekanan untuk community based solution, artinya anggota masyarakat harus terlibat dengan penyesuaian terhadap situasi pandemi. Perlu ada keterbukaan dan perubahan gaya hidup.

Tetap membangun ketahanan keluarga, supaya tetap bisa beradaptasi dan bertahan.

Perlu juga, mengurangi beban negatif yang mengakibatkan stres dan semakin menambah sumber-sumber positif.

Jangan kasih kendor!