Toshiba yang jadi pendorong industri laptop pada awal berdirinya, kini telah tiada
Tahun 2020 cukup banyak memberikan kita kabar mengejutkan. Terutama perusahaan besar seperti Kodak yang tidak lagi memproduksi kamera, melainkan beralih fungsi menjadi produsen obat.
Baca juga: Kodak Alih Fungsi Jadi Produsen Obat, Ini Alasannya!
Kabar serupa datang dari perusahaan Toshiba yang kita kenal dengan produk laptopnya. Bukan beralih fungsi, melainkan menutup lini bisnis laptopnya.
Apa ya alasannya?
Toshiba Tutup Lini Bisnis Laptop
Setelah 30 tahun memproduksi laptop, Toshiba telah menutup lini bisnisnya.
Hari Senin, 10 Agustus 2020 kemarin, Toshiba menyatakan bahwa mereka telah mengalihkan sisa saham bisnis laptop mereka ke perusahaan Sharp. Kepada Sharp, Toshiba telah menjual sebesar 80,1 persen sahamnya di tahun 2018 lalu.
Sejak dibeli oleh Sharp, bisnis ini kemudian berubah nama menjadi Dynabook. Perubahan nama ini merupakan hak yang telah digunakan Sharp untuk membeli sisa saham Dynabook pada akhir Juni.
Baca juga: Twitter dan TikTok Bakal “Berkombinasi?”
“Sebagai hasil dari pengalihan ini, Dynabook telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Sharp,” kata pihak Toshiba dikutip dari The Verge.
Sepak Terjang Toshiba
Nama Toshiba sendiri memang sudah malang melintang di dunia elektronik, terutama laptop. Dengan harga yang lumayan ekonomis, laptop Toshiba sendiri jadi banyak peminatnya di kalangan masyarakat.
Toshiba sendiri pertama kali meluncurkan laptop pertamanya dengan seri T1100 pada tahun 1985 silam. Bahkan saat Toshiba muncul di industri ini, mereka dianggap sebagai pendorong pertumbuhan industri laptop.
Baca juga: Harga PlayStation 5 Bocor Lewat Katalog Carrefour Perancis
Laptop pertamanya, T1100 memuat serangkaian fitur dasar yang kemudian jadi standarisasi laptop merk lain selama 20 tahun. Adapun fitur ini terdapat baterai isi ulang internal, layar LCD, sampai drive floppy disk 3,5 inci.
Namun, dalam peluncuran laptop seri ini, Toshiba mengalami sejumlah kendala dalam proses produksinya. Kurangnya biaya produksi sampai drive floppy disk yang terlalu kecil menjadi kendala sementara, namun pada akhirnya tetap berhasil.
_
Sampai jumpa Toshiba!