Telah resmi berdiri sejak 1984 Stussy mengokohkan namanya menjadi salah satu pioneer streetwear tertua yang masih relevan untuk anak muda dan komunitasnya hingga hari ini jika dibandingkan dengan Supreme yang lahir tahun 1994 dan BAPE tahun 1993. Lalu, siapa tokoh dibalik dari brand ini?
Sejarah
Ia bernama Shawn Stussy. Pertama kali membuka bisnis ini berawal dari aksi iseng Shawn yang menulis namanya dengan gaya tagging grafiti (logo Stussy) pada papan selancar buatannya dengan spidol, hingga berlanjut menjadi bisnis yang serius. Kini namanya tersebut sudah menjadi apparel brand papan atas, terutama di kalangan surfing dan hip-hop. Tapi semuanya tak serta merta dimulai secara instan.
Pada tahun 1983, salah satu teman Shawn yang bernama Frank Sinatra Jr. tertarik dengan karya dan potensi yang dimilikinya. Hingga pada tahun 1984 Stüssy resmi berdiri dan menjadikan Frank sebagai partnernya. Lanjut ke dua tahun pasca berdirinya Stüssy, pada tahun 1986, penjualan Stüssy meledak di pasaran. Terkenal di scene hip-hop menjadikan brand ini semakin besar karena dipakai oleh musisi dan selebriti papan atas seperti Billy Idol, Bruce Weber, De La Soul, dan Anjelica Huston semakin meningkatkan popularitasnya saat itu.
Pada tahun 1988 berani mengekspansi bisnis aparelnya ini hingga Eropa. Tren dan kultur yang disebarkan oleh Stüssy ternyata terus berkembang, sehingga Stüssy mulai terus menerus membuka toko di seluruh dunia. Mengutip dari Highsnobiety di tahun 1991, Stüssy sudah meraup penghasilan hingga 17 juta USD. Kemudian di tahun berikutnya, penghasilannya terus menanjak di angka 20 juta dolar USD.
Memasuki Kultur Skateboarding
Fun fact: James Jebbia (Supreme owner) pernah bekerja sebagai store manager Stüssy.
Stüssy ternyata cukup peka dengan perkembangan sub-culture anak muda Amerika saat itu melihat peluang dan mulai secara sporadis memeluk kultur skateboarding di Amerika yang juga menjanjikan. Selain menjadi store manager, James Jebbia juga memiliki peran penting dalam masuknya Stüssy ke dalam scene skateboarding pada masa itu. Mengutip dari Complex di tahun 1990 James dan Shawn bertemu di Chateau Marmont to discuss opening a standalone Stüssy store in New York.
Namanya semakin meledak pada scene skateboarding ketika ia mensponsori skater seperti, Keith Hufnagel, Scoft Johnston, Danny Montoya, dan Richard Mulder. Movement ini justru menjadi perluasan bisnis yang sangat brilian, dengan mensponsori para skater tersebut menjadi nama brand ini lebih diterima dan tidak terkesan sebagai brand yang ikut-ikutan tren.
Shawn Stussy Hengkang
Pada tahun tahun 1996, founder Stussy, Shawn Stussy, juga memilih hengkang dari brand yang telah membesarkan namanya. Keputusannya untuk hengkang dari brand yang ia besarkan ini karena ia ingin berfokus pada keluarganya. Namun Shawn tidak begitu saja pergi, meski dikendalikan penuh oleh Frank Sinatra Jr., Shawn diberi kehormatan dengan memegang jabatan sebagai penasehat di Stüssy.
Setelah hengkang dari Stüssy, kemudian Shawn come back dengn membuat proyek terbaru bernama S/Double pada tahun 2008.
First ever streetwear brand collaboration with Nike
Pada tahun 2000 Stüssy semakin mengokohkan predikatnya sebagai streetwear yang sangat berpengaruh. Stüssy menjadi brand streetwear pertama yang berkolaborasi dengan Nike. Stüssy x Nike Air Huarache LE merupakan special European project yang melibatkan Fraser Cooke project director Nike and Michael Koppelman Stussy’s UK creative director.
Sepatu ini menjadi salah satu sepatu kolaborasi paling rare, karena pada saat itu sepatu ini hanya dijual secara ekslusif di Stussy London store.
–
Sudah berdiri kurang lebih 35 tahun, Stüssy masih sangat relevan dan sangat kuat karakternya di sub-culture yang ada. Salah satu brand yang harus dimiliki, koleksi, dan dipertimbangkan eksistensinya. Jangan hnya memakai pakaiannya saja, tapi mulailah pelajari kultur-kultur yang diangkat susah payah oleh Shawn Stussy sejak 1984.