Kota Mahal Buat Ekspat?
Singapura baru-baru ini dinobatkan jadi kota kedua yang paling mahal buat ekspatriat, kalau menurut laporan Mercer’s 2024 Cost of Living. Sementara itu, Hong Kong menempati peringkat pertama, dikutip dari The Straits Times.
Top 10 Kota yang Paling Mahal Buat Ekspat
- Hong Kong
- Singapura
- Zurich
- Jenewa
- Basel
- Bern
- New York
- London
- Nassau
- Los Angeles
Sumber: The Straits Times
(via Giphy)
Apa yang Bikin Biaya Hidup Di Kota Itu Mahal?
Kalau menurut laporan Mercer, kenaikan harga rumah dan tren inflasi memberikan tekanan kepada paket kompensasi pekerja asing. Nggak hanya itu, biaya hidup juga menjadi salah satu tantangan yang membawa dampak ke organisasi multinasional dan para pekerja organisasi tersebut.
“Biaya hidup yang tinggi mungkin bisa membuat orang yang diperintahkan (bekerja) di sana untuk menyesuaikan gaya hidup mereka, mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang nggak penting, atau bahkan susah memenuhi kebutuhan mereka.”
- Mercer’s global mobility leader Yvonne Traber dalam siaran pers, dikutip dari The Straits Times.
Singapura Jadi Kota Ketiga Terbaik Buat Ekspat
Walaupun Singapura termasuk dalam kota paling mahal buat ekspatriat, Singapura juga menjadi kota ketiga terbaik untuk ekspatriat, kalau menurut studi yang dilakukan online marketplace pembelajaran bahasa Preply.
Meskipun biaya hidup bulanan di Singapura mencapai $4.355, ekspatriat mendapatkan keuntungan dari jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan, yang di mana rata-rata gaji di sana mencapai $4.980.
Jumlah WNI yang Pindah Jadi WN Singapura
Pada 2023, Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Silmy Karim pernah bilang kalau rata-rata ada 1.000 mahasiswa Indonesia yang pindah menjadi warga negara Singapura setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka berusia 25 hingga 35 tahun, dikutip dari Kompas.com.
(via Giphy)
TL;DR
In case kalian belum tau, Singapura baru-baru ini dinobatkan jadi kota kedua yang paling mahal buat ekspatriat, kalau menurut laporan Mercer’s 2024 Cost of Living. Salah satu penyebabnya ialah karena biaya hidup yang tinggi.
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Pexels)