Kesulitan tugas dan bentuk penugasan jadi alasan belajar jarak jauh tidak disukai para pelajar
Pandemi corona memaksa kita untuk melakukan semua aktivitas dari rumah, termasuk proses belajar sekolah.
Sayangnya, setelah berjalan satu bulan lebih, model pembelajaran seperti ini ternyata kurang nyaman dan bikin siswa kurang bahagia. Hal ini terungkap lewat survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Source: Giphy
Sebanyak 1.700 siswa dari berbagai jenjang pendidikan disurvei. Hanya 23,3 persen responden yang merespon baik pembelajaran jarak jauh (PJJ), sementara 76,7 persen mengaku tidak senang.
Alasan siswa tidak menyukai PJJ cukup beragam, sebanyak 81,8 persen responden mengaku PJJ empat pekan dilakukan hanya dengan pemberian tugas tanpa ada penjelasan materi dan diskusi.
Selain itu, sebanyak 73,2 persen responden mengaku mendapat tugas berat yang menyulitkan karena mendapatkan waktu pengerjaan yang sempit.
Source: Giphy
Bentuk-bentuk penugasan selama PJJ juga jadi polemik di kalangan pelajar. Mereka tidak suka ketika diharuskan membuat video materi pelajaran, atau menjawab soal dengan jumlah banyak. Selain itu, penugasan merangkum materi dan menuliskan soal yang ada dalam buku cetak juga tidak disukai.
Menyoal kesulitan yang dihadapi selama PJJ, survei tersebut menunjukan bahwa 77,8 persen responden mengaku tugas menumpuk sebagai kesulitan terbesarnya.
Sementara itu, 7,1 persen responden menyebut sukar beristirahat karena waktu pengerjaan tugas yang sempit dan 42,2 persen responden menjawab kesulitan memenuhi kebutuhan kuota internet.
Source: Money Mentor
”Di tengah pembatasan sosial karena pandemi Covid-19, saling empati menjadi amat penting. Guru tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena mereka pun mempunyai persepsi sendiri terkait PJJ. Kondisi siswa dan keluarganya yang heterogen juga semestinya dipahami juga,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti, dilansir dari Kompas.
–
Kalo lo prefer mana? Belajar di rumah atau di sekolah? Yuk kasih tau di kolom komen!