SMK Skateboard ternyata memang bernar ada. Sepintas para siswanya nampak seperti siswa sekolah pada umumnya. Mereka membawa ransel dan isinya tidak jauh berbeda, ada buku tulis, bulpen dan permen karet.
Namun ada yang berbeda dari mereka, terlihat guratan bekas luka yang khas pada tangan mereka. Di mana luka itu umumnya di dapat dari olahraga skateboard.
SMK Skateboard berlokasi di Tokyo
Berlokasi di Tokyo, Vantan Design High School adalah satu-satunya sekolah menengah di Jepang yang memasukan teknik bermain skateboard dalam kurikulum.
Di sekolah itu, skatepark di jadikan ruang kelas mereka. Selain bermain skateboard mereka diajarkan mendesain, melukis papan dan mengedit video bermain skateboard.
Uniknya para siswa tidak diwajibkan datang tepat waktu setiap saat. Selain itu mereka juga bebas mengenakan celana jins sebagai ‘seragam sekolah‘.
Sejak tahun 2017 silam, tepat setahun setelah skateboard terdafar sebagai cabang olahraga, sekolah ini sudah menjadi tempat para skater mengasah kemampuannya.
Sayangnya, masyarakat Jepang pada saat itu belum bisa menerima skateboard dengan tangan terbuka
Skateboard identik dengan olahraga ‘pembangkang’
Dicap sebagai olahraga para ‘pembankang’ berbagai sarana umum masih sangka terbatas di Tokyo. Fasilitas tersebut baru mulai bertambah jelang pelaksanaan Olimpiade.
Selain itu, banyak orang memberi stigma aneh pada mereka yang pergi ke mana-mana dengan menggunakan skateboard.
Latar belakang itulah yang membuat Vantan berdiri. Sekolah itu ingi mematahkan berbagai sterotip negatif soal skateboard.
Selain pelatihan skateboard, sekolah Vantan juga membekali peserta didik dengan keterampilan lain demi masa depan yang cerah.
“Tak seperti sepakbola atau bisbol, bermain skateboard belum bisa menghidupi seseorang. Kami mengajari desain, musik dan video sebagai senjata tambahan. Kami ingin semua aspek budaya skateboard terhubung dengan masa depan mereka,” tutur Nobuhiro Hososi, direktur subjek skateboard seperti dilansir VICE World News.
Untuk diketahui, murid di sana belajar skate selama lima jam setengah setiap Senin dan Rabu. Sementara videografi pada Selasa. Hari kamis menjadi waktu wajib mereka belajar desain dan bahasa Inggris, selain itu mereka juga diminta mengikuti pelajaran matematika dan IPA sebagai syarat kelulusan.
Vantan berhasil menjadi pelopor ‘skateboard’ di Jepang
Dalam waktu kurang dari 4 tahun, beberapa murdinya yang kebanyakan masih berusia 17 tahun sudah berhasil menjadi ‘Brand Ambasador’ merek besar seperti Primitive dan Erased.
Bahkan jelang beberapa tahun sebelum Olimpiade Tokyo, pendaftaran murid di sekolah tersebut meningkat drastis. Di saat bersamaan, kini Jepang lebih menekankan kreativitas dibanding menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar akademik.
Pertamaa kali digagas 2016, Vantan bisa dibilang menjadi pelopor tren skateboard di Negeri sakura. Menurut laporan Urban Sports Toursim Association pada 2020, setidaknya tercatat empat juta skater di Jepang, peringkat mereka berada di bawah Brazil dan Amerika.